ABU Dzar Al-Ghifari, seorang sahabat Rasulullah SAW yang jarang disukai oleh penguasa-penguasa Bani Umayyah yang memerintah pada masa Khalifah Utsman RA, seperti Marwan bin Al-Hakam dan Muawiyyah bin Abu Sufyan.
Namun, kisah perjuangan dan kesetiaannya terhadap Islam tidak terlupakan.
Abu Dzar berasal dari suku Bani Ghifar, suku yang terkenal dengan kekasarannya di masa pra-Islam.
Sebagai pemimpin di kalangan mereka, Abu Dzar memiliki sifat-sifat pemberani, jujur, dan terus terang.
BACA JUGA:Muba Sokong Penurunan Kemiskinan Ekstrem Tercepat
BACA JUGA:Harga Tiket Konser TVXQ di Jakarta Resmi Dirilis : Paling Murah Rp1,4 Juta
Ketika Islam masih dalam tahap awal penyebarannya, Abu Dzar dengan gigih menyebarkan ajaran Islam di antara suku dan kabilahnya.
Abu Dzar dikenal karena keberaniannya dalam menegakkan kebenaran dan menentang penyembahan berhala serta kezaliman.
Meskipun siap berkorban, ia juga menunjukkan kehati-hatiannya dalam berjuang, sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan RA, gejala sosial dan ekonomi yang bertentangan dengan ajaran Islam mulai muncul.
BACA JUGA:Tempat Hiburan Malam Masih Beroperasi
BACA JUGA:Berkah Puasa di Bulan Suci Ramadan
Banyak sahabat, termasuk Abu Dzar, hidup dalam kekurangan sementara para penguasa dan golongan elit memperkaya diri dengan tidak adil.
Abu Dzar tidak tinggal diam melihat kezaliman tersebut.
Dengan keberaniannya, ia memperingatkan kaum muslimin tentang bahaya penyimpangan dari ajaran Islam dan mengajak mereka kembali kepada kebenaran.