BANYAK orang di zaman sekarang memilih pasangan berdasarkan tampilan fisik dan harta semata.
Namun, dalam Islam, ajaran mengajarkan bahwa kebaikan hati dan amal yang baiklah yang diutamakan, bukan sekadar penampilan luar.
Sebuah kisah dari zaman Nabi Muhammad SAW menggambarkan kebijaksanaan ini, di mana seorang sahabat bernama Julaibib RA, yang memiliki penampilan buruk, mendapat kesempatan untuk menikahi seorang wanita cantik, berkat kebaikan hatinya.
BACA JUGA:Kisah Sahabat Nabi Muawiyah bin Abu Sufyan (17) : Kisah Penutupan Kapitel Damaskus-Konstantinopel !
BACA JUGA:Menyadarkan Arti Sejati Puasa: Lebih dari Sekadar Menahan Lapar dan Haus
Julaibib lahir tanpa mengetahui identitas orang tuanya, dan keadaan ini dianggap sebagai aib di masyarakat saat itu.
Dengan penampilan yang dianggap buruk, dia sering diucilkan oleh orang-orang di sekitarnya.
Namun, kebaikan hati dan ketakwaannya kepada Allah serta Rasul-Nya membuatnya dicintai oleh Nabi Muhammad SAW.
Suatu hari, setelah selesai menjalankan salat, Nabi Muhammad memanggil Julaibib.
BACA JUGA:Kisah Sahabat Nabi Muawiyah bin Abu Sufyan (16)
BACA JUGA:Kisah Sahabat Nabi Muawiyah bin Abu Sufyan (15)
"Julaibib, tidakkah engkau ingin menikah?" tanya Nabi dengan lembut.
Julaibib, dengan rendah hati, menjawab bahwa tidak ada seorangpun yang mau menikahkan putrinya dengan dirinya.
Namun, Nabi tetap tersenyum.
Keesokan harinya, Nabi Muhammad kembali bertemu Julaibib dan menanyakan hal yang sama.