Namun, masalahnya muncul ketika spekulasi mengenai pasangannya mengarah pada Ketua DPD Partai Golkar Sumsel, Bobby Adhityo Rizaldi.
BACA JUGA:PENGUMUMAN : Pemerintah Resmi Tetapkan Awal Ramadhan 1445 Hijriyah pada 12 Maret 2024
BACA JUGA:Bawaslu RI Persoalkan Tabulasi Hilang di Sirekap
Meskipun belum ada komunikasi langsung, politik dinamis membuka peluang bagi berbagai kemungkinan.
Pengamat Sosial dan Politik, Drs Bagindo Togar Butar Butar, menyoroti potensi keretakan koalisi nasional dengan kemungkinan majunya tokoh dari PAN dan Golkar.
Dalam konteks ini lanjut dia, peran serta dua partai besar seperti Gerindra dan Demokrat menjadi faktor kunci.
Bagindo menekankan bahwa perpaduan antara tokoh-tokoh dari PAN dan Golkar dapat menjadi strategi yang rentan,
terutama jika tidak memperhatikan koalisi nasional.
Meski demikian kata Bagindo, munculnya perpaduan tersebut bisa menjadi kekuatan baru dengan syarat jumlah kursi minimal terpenuhi.
Bagindo menambahkan, perebutan kekuasaan di Pilgub Sumsel menjadi semakin menarik dengan munculnya tokoh-tokoh baru yang siap bersaing.
Sementara petahana lanjut dia, berusaha mempertahankan posisinya, para penantangnya tidak kalah gigih dalam memperjuangkan dukungan masyarakat.
Dengan demikian kata Bagindo, Pilgub Sumsel 2024 diprediksi akan menjadi ajang politik yang penuh dengan dinamika dan persaingan sengit.
"Masyarakat Sumatera Selatan pun diharapkan dapat cerdas dalam memilih pemimpin yang
akan memimpin provinsi ke depan," ucapnya.
Di lain pihak, tanda tanya besar masih menggelayuti siapa yang akan menjadi calon Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Partai yang dipimpin oleh Suryo Paloh ini sedang giat melakukan survei internal dan eksternal untuk menentukan sosok yang tepat untuk memimpin Sumsel ke depan.