Sebelumnya, ia menuai kritik tajam dari warganet setelah mengunggah video parodi di akun TikTok pribadinya, @ekopatriosuper, di mana dirinya berakting sebagai discjokey musik “horeg”.
Video tersebut dinilai tidak sensitif terhadap penderitaan masyarakat di tengah kondisi sosial-ekonomi yang sulit.
Gelombang kritik semakin deras, hingga akhirnya pada Sabtu sore Eko Patrio menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui akun Instagram pribadinya.
“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. Tidak ada maksud untuk menyinggung atau melukai perasaan siapa pun,” kata Eko dalam video klarifikasinya.
Namun, permintaan maaf tersebut tampaknya belum cukup meredam kemarahan sebagian kalangan.
Pada malam harinya, rumahnya justru menjadi sasaran penjarahan oleh massa yang jumlahnya sulit dibendung.
Hingga Minggu pagi (31/8), aparat kepolisian dan TNI masih berjaga ketat di sekitar rumah Eko Patrio untuk mengamankan situasi dan mencegah penjarahan susulan.
Jalan Karang Asem I juga sempat ditutup sementara untuk membatasi akses warga.
Pihak kepolisian Setiabudi mengaku tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut, termasuk menelusuri video-video yang beredar di media sosial untuk mengidentifikasi pelaku penjarahan.
“Kami sedang menghimpun bukti dan keterangan saksi. Akan segera kami tindaklanjuti,” ujar salah satu petugas di lapangan.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, Eko Patrio belum memberikan pernyataan resmi terkait kerusakan dan kerugian akibat penjarahan tersebut.