Pantauan harga menunjukkan bahwa sejak awal Agustus, emas Antam mengalami fluktuasi dengan kecenderungan menurun.
Harga tertinggi bulan ini sempat berada di kisaran Rp1,936 juta per gram sebelum kemudian melemah secara bertahap.
Analis pasar emas, Rizky Pratama, menjelaskan bahwa tren penurunan ini sejalan dengan melemahnya harga emas dunia di pasar spot internasional.
“Harga emas global tertekan oleh penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS. Investor cenderung mengalihkan aset dari emas ke instrumen yang memberikan imbal hasil lebih tinggi,” ujar Rizky.
Harga emas internasional, yang menjadi acuan harga emas Antam, diperdagangkan di kisaran USD 2.295 per troy ounce pada Rabu pagi, turun tipis dari perdagangan sebelumnya.
Penguatan indeks dolar AS membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga permintaan global cenderung melambat.
Selain itu, ekspektasi bahwa Federal Reserve (bank sentral AS) akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka waktu lebih lama juga menekan harga logam mulia.
“Ketika suku bunga tinggi, biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan bunga atau dividen menjadi lebih besar. Ini alasan utama kenapa harga emas cenderung melemah saat suku bunga sedang tinggi,” tambah Rizky.
Bagi investor ritel, penurunan harga emas Antam bisa menjadi peluang untuk masuk pasar.
Banyak pengamat merekomendasikan strategi membeli bertahap ketika harga sedang menurun agar mendapatkan rata-rata harga beli yang lebih rendah (average down).
Pedagang emas di kawasan Jakarta Pusat, Tini Hartati, mengatakan permintaan justru meningkat di tengah tren penurunan harga.
“Kalau harga turun, biasanya pembeli ramai. Banyak yang memanfaatkan untuk menambah koleksi emas batangan, apalagi menjelang akhir tahun biasanya harga cenderung naik lagi,” ujarnya.
Meskipun sedang turun, emas tetap dipandang sebagai aset lindung nilai (safe haven) yang tahan terhadap inflasi dan gejolak pasar.
Data historis menunjukkan, dalam jangka panjang, harga emas cenderung naik seiring melemahnya daya beli mata uang.
Bahkan, menurut laporan World Gold Council, permintaan emas fisik di Asia, khususnya India dan Tiongkok, masih sangat kuat dan dapat menjadi penopang harga emas global.
Bagi masyarakat yang ingin berinvestasi emas, ada beberapa strategi yang direkomendasikan: