Keju
Kacang hijau
Varian ini menyesuaikan dengan selera konsumen modern tanpa menghilangkan cita rasa tradisional yang menjadi identitas utama Wingko Babat.
Beberapa produsen juga mulai mengemas Wingko Babat dalam kemasan modern untuk menarik minat generasi muda.
Bahkan, penjualannya kini tidak hanya terbatas di toko oleh-oleh, tetapi juga merambah pasar online.
Selain sebagai camilan, Wingko Babat juga memiliki makna budaya yang cukup dalam.
Kue ini sering disajikan dalam acara-acara tradisional, hajatan, atau sebagai hantaran.
Filosofi penggunaan kelapa—yang tumbuh tinggi dan bermanfaat dari akar hingga daun—merepresentasikan harapan akan kehidupan yang bermanfaat dan penuh berkah.
Kehadiran Wingko Babat di setiap perayaan juga mencerminkan semangat kebersamaan dan kebahagiaan.
Banyak keluarga menjadikan kue ini sebagai sajian khas saat Lebaran atau acara keluarga besar lainnya.
Wingko Babat bukan hanya sekadar kuliner lezat, tetapi juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Banyak pelaku UMKM di berbagai daerah yang menggantungkan hidup dari produksi dan penjualan kue ini.
Dengan modal yang relatif kecil, siapa pun dapat memulai usaha Wingko Babat di rumah.
Penjualan Wingko Babat meningkat pesat saat musim liburan atau hari besar keagamaan. Para pemilik usaha rumahan biasanya memproduksi dalam jumlah besar untuk memenuhi permintaan konsumen.
Selain itu, Wingko Babat juga sering dibawa sebagai oleh-oleh saat melakukan perjalanan dari Semarang, Surabaya, atau kota-kota besar lainnya.
Strategi branding dan pemasaran yang baik mampu membawa kue tradisional ini bersaing di pasar modern.