PALEMBANG - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre III Palembang memberikan bantuan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Bina Lingkungan senilai Rp485,72 juta untuk studi dan kajian rencana reaktivasi sarana dan prasarana kereta api mahasiswa Universitas Sriwijaya rute Kertapati-Indralaya kepada Badan Pengelola Usaha Universitas Sriwijaya (Unsri).
EVP PT KAI Divre III Palembang Januri, di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa, mengatakan pemberian bantuan program TJSL Bina Lingkungan ini merupakan komitmen PTKAI untuk mendukung terwujudnya sistem konektivitas transportasi di wilayah Sumsel khususnya transportasi bagi mahasiswa Unsri di Kampus Indralaya dan masyarakat umum lainnya yang melewati rute tersebut.
"Rencana reaktivasi sarana dan prasarana kereta api mahasiswa rute Kertapati-Indralaya (Kertalaya) diperlukan kajian dan analisa dari berbagai aspek, baik itu aspek teknis, aspek ekonomi, aspek sosial budaya dan aspek nonteknis lainnya, sehingga kami mengajak pihak yang berkompeten di bidangnya dalam hal ini Badan Pengelola Usaha Unsri untuk melakukan studi dan kajian agar rencana reaktivasi ini sesuai dengan kaidah aturan dan kebutuhannya," katanya.
Selain rencana reaktivasi sarana dan prasarana KA Kertalaya, studi dan kajian ini juga dapat memberikan analisa rencana pengembangan ke depan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan transportasi di dalam kampus, dari dan menuju ke kampus dan peruntukan transportasi publik, kata Januri.
BACA JUGA:Ganti 54.000 Lampu Penerangan Jalan
BACA JUGA:Aktif Kendalikan Inflasi Lewat Rakor dan Capacity Building
Manager Humas KAI Divre III Palembang Aida Suryanti menjelaskan KA Kertalaya atau Railbus Kertalaya adalah bus rel pertama buatan Indonesia yang beroperasi menghubungkan Stasiun Kertapati di Palembang dengan Stasiun Indralaya di Kabupaten Ogan Ilir dengan jarak tempuh sekitar 25 km.
Bus rel itu mulai beroperasi pada 19 Februari 2009, dengan tujuan utama melayani mahasiswa, dosen Unsri dan masyarakat umum lainnya serta mengurangi beban lalu lintas jalan raya. KA Kertalaya berhenti beroperasi sekitar tahun 2019 karena alasan teknis.
Dengan adanya hasil studi dan kajian terkait rencana reaktivasi sarana dan prasarana KA Kertalaya ini, nantinya akan menjadi dasar acuan pelaksanaan selanjutnya bagi para pihak yang terkait sesuai regulasi dan fungsinya, yaitu Kementerian Perhubungan dalam hal ini Ditjen Perkeretaapian, Pemerintah Provinsi Sumsel, Dinas Perhubungan Provinsi Sumsel, Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah II Palembang, PT KAI, dan Unsri.
BACA JUGA:Jadi Target Pelaku Industri Digital
"Kolaborasi ini merupakan komitmen bersama untuk mendukung rencana reaktivasi sarana dan prasarana KA Kertalaya dan rencana pengembangan ke depan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan transportasi di dalam kampus, dari dan menuju ke kampus serta peruntukan transportasi publik," kata Aida. (ant)