Serat: 2 gram
Lemak: <0,5 gram
Kalori: 33 kkal
Selain itu, jamur tiram mengandung vitamin B kompleks, vitamin D, kalium, zat besi, magnesium, dan antioksidan seperti ergothioneine.
Kandungan ini berkontribusi dalam memperkuat sistem imun, menurunkan kolesterol, menjaga kesehatan jantung, serta mencegah penuaan dini.
"Jamur tiram sangat baik dikonsumsi sebagai pengganti daging karena tinggi protein namun rendah lemak. Cocok untuk diet sehat," ujar dr. Lilis Rahayu, ahli gizi dari Yogyakarta.
Kelebihan lain dari jamur tiram adalah proses budidayanya yang relatif mudah dan tidak memerlukan lahan luas.
Banyak petani pemula hingga ibu rumah tangga yang memulai budidaya jamur tiram skala kecil di pekarangan rumah.
Media tanam jamur tiram umumnya terbuat dari serbuk gergaji yang telah disterilisasi dan dicampur nutrisi tambahan seperti bekatul.
Bibit jamur kemudian ditanam dalam baglog, yaitu kantong plastik yang telah berisi media tanam.
Dalam waktu 1-2 bulan, jamur sudah bisa dipanen.
"Hanya dengan modal awal sekitar Rp2-3 juta, kami sudah bisa panen jamur setiap minggu. Permintaannya juga stabil," ungkap Andi Kurniawan, petani jamur asal Garut, Jawa Barat.
Tingginya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat turut mendorong permintaan jamur tiram di pasar.
Banyak restoran, rumah makan vegetarian, hingga katering sehat yang rutin memesan jamur ini sebagai bahan baku.
Tak hanya dijual dalam bentuk segar, jamur tiram juga diolah menjadi berbagai produk turunan seperti kripik jamur, abon jamur, bakso jamur, hingga jamur crispy.
Produk-produk ini memiliki nilai jual tinggi dan daya tahan yang lebih lama.