Meski tren penurunan harga ini dinilai positif, sejumlah tantangan tetap mengintai, terutama memasuki musim kemarau panjang.
Para analis pangan menilai bahwa produktivitas pertanian dan kelancaran logistik antarwilayah harus dijaga ketat untuk mencegah potensi lonjakan harga akibat gangguan pasokan.
Selain itu, ketergantungan pada impor untuk beberapa bahan pangan seperti kedelai dan gandum masih menjadi persoalan struktural yang perlu solusi jangka panjang, seperti penguatan ketahanan pangan lokal dan mendorong subsidi pertanian dalam negeri.
Tren penurunan harga pangan yang dicatat oleh Bapanas pada 10 Juni 2025 memberikan angin segar bagi konsumen Indonesia.
Turunnya harga daging ayam, cabai, beras, hingga minyak goreng membawa harapan akan stabilitas daya beli masyarakat di tengah berbagai tantangan ekonomi global.
Pemerintah dan masyarakat diharapkan terus bersinergi untuk menjaga momentum positif ini, sekaligus mewaspadai potensi gejolak harga akibat faktor iklim dan eksternal lainnya.