Sejumlah bahan pangan tercatat mengalami kenaikan harga, meski dalam kisaran yang tidak signifikan.
Berikut daftar komoditas yang harganya naik:
Kedelai biji kering impor: Rp12.250/kg (naik dari Rp10.811/kg)
Tepung terigu curah: Rp10.542/kg (naik dari Rp9.799/kg)
Tepung terigu kemasan: Rp13.308/kg (naik dari Rp12.963/kg)
Ikan bandeng: Rp36.400/kg (naik dari Rp34.483/kg)
Garam konsumsi: Rp12.250/kg (naik dari Rp11.611/kg)
Naiknya harga beberapa bahan seperti kedelai dan tepung terigu disebut berkaitan dengan faktor eksternal seperti nilai tukar rupiah dan biaya logistik internasional.
Di pasar tradisional seperti Pasar Induk Kramat Jati Jakarta dan Pasar Johar Semarang, pedagang menyambut baik tren penurunan harga karena mampu meningkatkan daya beli masyarakat.
Salah satu pedagang ayam potong, Darto (45), menyebutkan bahwa penurunan harga daging ayam ras mendorong lebih banyak konsumen datang berbelanja.
“Seminggu lalu, ayam potong masih Rp38 ribu, sekarang jadi Rp34 ribu di kios saya. Pembeli jadi lebih ramai, apalagi yang jualan makanan,” kata Darto.
Konsumen rumah tangga juga merasa lebih lega. Siti Nuraini, ibu rumah tangga di Jakarta Timur, mengaku lebih mudah mengatur pengeluaran dapur dalam dua pekan terakhir.
“Biasanya cabai mahal banget, sekarang lebih murah. Bisa beli banyak dan stok di kulkas,” ujarnya.
Menurut Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, penurunan harga ini merupakan hasil dari intervensi pemerintah melalui distribusi cadangan pangan pemerintah (CPP) dan pengawasan terhadap rantai pasok distribusi.
“Operasi pasar dan kerja sama dengan Bulog serta pelaku distribusi pangan menjadi kunci dalam mengamankan stok dan mengatur fluktuasi harga,” ungkap pejabat tersebut dalam konferensi pers daring.
Bapanas juga menyatakan akan terus memantau harga harian pangan melalui panel harga digital dan bekerja sama dengan dinas ketahanan pangan daerah.