Kendati begitu, menurut Haikal mayoritas penyebab kebakaran yang terjadi di kota Palembang disebabkan human error selain itu karena korsleting listrik.
BACA JUGA:Gojek Tegaskan Layanan Tetap Berjalan Meski Ada Demo Ojol: Ini Penjelasannya !
BACA JUGA:Ulah Pengamen Masih Kerap Meresahkan Pengunjung BKB Palembang
Sejauh ini untuk penanganan kasus kebakaran, Damkarmat sendiri berusaha sampai di lokasi kejadian paling lambat 15 menit setelah laporan.
Namun, hal tersebut juga masih terkendala beberapa hal sepeti call center yang belum terpusat.
“Kita punya standar minimum 15 menit sudah sampai ke lokasi kejadaian kebakaran. Namun memang masih ada beberapa kendala yang kita temui, salah satunya call center yang belum terpusat. Kita sedang menyusun skema agar call center bisa terpusat di satu lokasi," terang Haikal.
Selain itu, ditambahkan Haikal.
Saat ini untuk penanganan kebakaran di Palembang masih cukup banyak blank spot, dimana Damkarmat hanya memiliki 8 pos untuk mengcover seluruh kota Palembang.
Untuk itu kedepan akan ditambah sekitar 4 hingga 5 pos baru untuk memenuhi respon time dalam menangani laporan masyarakat.
Melihat topografi kota Palembang, dan peraturan Menteri PUPR, masih banyak blank spot area yang tidak tercover pos yang ada.
Jadi dari 8 pos yang ada, tidak mengcover seluruh kota Palembang dalam memenuhi respon time.
Oleh sebeb itu, kedepan kita mencari lokasi untuk memenuhi 4 sampai 5 lokasi pos, dalam mengcover blank spot. Tutup Kepala Damkarmat Kota Palembang, Kemas Haikal.
Berdasarkan pantauan kejadian kebakaran diantaranya terjadi pada Selasa 13 Mei 2025, satu rumah di Jalan Noerdin Panji, Kecamatan Sukarami Palembang terbakar.
Lalu di hari Jumat 16 Mei 2025, rumah panggung di Jalan Pangeran SW Subekti, Kecamatan Bukit Kecil terbakar sekitar pukul 21.30 WIB.
Selanjutnya pada Sabtu 17 Mei 2025 sekitar pukul 02.00 WIB terjadi kebakaran di Jalan Noerdin Pandji, Kecamatan Sukarami juga terjadi kebakaran yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Senayah.
Sementara itu, Forum Palembang Bangkit (FPB) melalui ketuanya, Drs. Idham Rianom, menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus menyerukan aksi nyata dari berbagai pihak untuk mengatasi dan mencegah bencana serupa di masa mendatang.