Hidangan ini sangat cocok disantap saat makan siang atau malam, terutama jika disandingkan dengan lauk khas seperti ikan asin, ayam goreng, atau tempe bakar.
Selain lezat, daun pakis juga dikenal memiliki beragam manfaat kesehatan. Tumbuhan ini kaya akan vitamin dan mineral, antara lain:
Vitamin A dan C: Baik untuk kesehatan mata dan sistem kekebalan tubuh.
Zat besi: Membantu mencegah anemia.
Serat: Melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit.
Antioksidan alami: Membantu menangkal radikal bebas dan memperlambat penuaan sel.
Menurut beberapa penelitian, konsumsi daun pakis secara rutin juga dapat membantu mengontrol tekanan darah dan kadar gula dalam tubuh.
Namun, penting untuk memasaknya dengan benar agar kandungan nutrisinya tidak hilang.
Kini, tumis daun pakis tak hanya hadir di meja makan rumah tangga, tetapi juga banyak dijumpai di restoran-restoran yang mengangkat tema masakan tradisional.
Di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, hingga Yogyakarta, menu tumis daun pakis mulai diminati konsumen yang mencari sensasi rasa khas dan sehat.
Beberapa pelaku usaha kuliner bahkan mengemas tumis daun pakis dalam bentuk makanan siap saji atau frozen food untuk dijual secara online. Inovasi ini membuktikan bahwa kuliner tradisional dapat berkembang mengikuti zaman, tanpa kehilangan keasliannya.
Melimpahnya daun pakis di alam bebas menjadi peluang bagi masyarakat pedesaan untuk mengembangkan ekonomi berbasis sumber daya lokal.
Selain dijual dalam bentuk segar di pasar tradisional, daun pakis juga mulai dijadikan produk olahan bernilai tambah seperti keripik daun pakis dan sayur instan siap masak.
Sejumlah kelompok tani di daerah pegunungan Sumatera dan Kalimantan telah membudidayakan pakis secara organik untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang higienis dan berkelanjutan.
Tumis daun pakis adalah simbol keanekaragaman hayati dan kekayaan kuliner Indonesia.
Sederhana namun kaya rasa dan manfaat, hidangan ini mengajarkan kita untuk kembali menghargai alam dan tradisi lokal.