Di daerah Jawa, sambal ikan asin biasanya menggunakan cabai merah keriting dan tomat, sementara di Sumatera sambalnya lebih pedas dengan campuran cabai rawit dan andaliman.
Tiap daerah memiliki variasi unik dalam menyajikan sambal ikan asin. Di Jawa Barat, sambal ini sering disajikan dengan lalapan segar seperti mentimun, daun kemangi, dan kol.
Di Jawa Tengah, sambal ikan asin kadang ditambahkan petai atau jengkol untuk menambah cita rasa.
Sementara itu, di Minang, sambal ikan asin biasa diolah bersama cabai hijau dan disajikan dengan nasi kapau.
Proses pembuatannya pun cukup mudah.
Ikan asin digoreng hingga renyah, kemudian dicampurkan dengan sambal yang sudah ditumis.
Sambalnya sendiri terdiri dari cabai, bawang merah, bawang putih, dan tomat yang digoreng lalu diulek kasar.
Beberapa versi juga menambahkan terasi atau perasan jeruk limau untuk memberi rasa segar.
“Saya sudah jual sambal ikan asin selama 10 tahun di warung makan saya, dan tetap jadi favorit pelanggan. Apalagi kalau nasi hangatnya baru matang,” ujar Ibu Santi, pemilik warung makan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Di tengah gempuran makanan instan dan cepat saji, sambal ikan asin justru menunjukkan eksistensi yang kuat.
Banyak rumah makan, kafe, hingga restoran bintang lima kini memasukkan menu sambal ikan asin dalam daftar mereka, tentunya dengan sentuhan presentasi yang lebih modern namun tetap mempertahankan rasa asli.
Bahkan di platform e-commerce, sambal ikan asin dalam bentuk kemasan menjadi produk yang laris manis.
Beberapa UMKM lokal memproduksi sambal ikan asin siap saji yang dikemas dalam botol kaca atau plastik dengan masa simpan yang panjang.
Ini menunjukkan bahwa sambal ikan asin telah mengalami transformasi sebagai produk kuliner yang tak hanya rumahan, tapi juga berdaya saing komersial tinggi.
“Sambal ikan asin kemasan saya sudah terjual ke berbagai daerah, bahkan sampai ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura. Rasa tradisionalnya tetap dicari-cari,” ujar Linda, pelaku UMKM asal Bandung.
Meskipun sambal ikan asin terkenal karena rasanya yang menggugah selera, konsumen tetap disarankan untuk mengonsumsinya dengan bijak.