Makanan instan, camilan kemasan serta makanan cepat saji mengandung garam dalam jumlah tinggi.
Hal ini membuat banyak orang mengonsumsi garam lebih dari batas yang dianjurkan tanpa disadari.
Untuk itu, para ahli gizi menyarankan agar masyarakat lebih bijak dalam menggunakan garam.
BACA JUGA:Obati Asma dan Asam Urat dengan Buah Gaharu
BACA JUGA:Cegah dan Atasi Anemia dengan Buah Mentega
Salah satu caranya adalah dengan membatasi penggunaan bumbu penyedap atau saus kemasan yang tinggi natrium.
Memasak sendiri di rumah juga bisa menjadi solusi agar jumlah garam yang digunakan lebih terkontrol.
Selain di bidang kuliner, garam juga memainkan peran penting dalam industri lain seperti pertanian, tekstil hingga pengolahan air.
Garam digunakan dalam pembuatan deterjen, bahan kimia bahkan dalam proses pemurnian air.
BACA JUGA:Obati Batu Ginjal dan Batu Empedu dengan Daun Buah Matoa
BACA JUGA:Inspirasi Kombinasi Buah untuk Jus Sehat dan Lezat
Ini menunjukkan bahwa garam tidak hanya penting bagi dapur rumah tangga tetapi juga bagi roda ekonomi dan pembangunan.
Di Indonesia, produksi garam sebagian besar berasal dari petani garam lokal yang mengandalkan cuaca panas untuk menguapkan air laut.
Namun tantangan seperti musim hujan, perubahan iklim dan kurangnya teknologi membuat produksi garam nasional sering kali tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri sehingga impor masih dilakukan.
Pemerintah pun terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi garam lokal melalui program revitalisasi tambak garam dan bantuan teknologi.
BACA JUGA:Daun Sirih: Tanaman Tradisional Dengan Segudang Manfaat Kesehatan Dan Kehidupan Sehari-Hari
BACA JUGA:Tips Memilih Bahan Jus yang Segar untuk Hasil Minuman Terbaik
Harapannya, Indonesia bisa menjadi negara swasembada garam yang kuat dan berdaya saing.
Garam memang kecil dan tampak sederhana namun pengaruhnya luar biasa besar.
Dengan penggunaan yang tepat dan bijak garam dapat menjadi sahabat tubuh dan dapur bukan menjadi ancaman kesehatan.*