"Dengar dari berita di media, jalan ke Gandus akan segera diperbaiki. Sekarang tinggal menunggu upaya nyata dari pemerintah, " tandas Beni lagi.
Sementara Pemerhati lingkungan Perkotaan. Drs Taufik Anwar, menilai bahwa permasalahan ini tak hanya soal infrastruktur, tapi juga dampak dari kurangnya perhatian terhadap sistem tata kelola lingkungan, terutama wilayah pesisir sungai.
“Permasalahan di Jalan Lettu Karim Kadir ini bukan hanya soal lubang dan genangan. Ini adalah cermin dari kegagalan kita mengelola kawasan tepian sungai secara terpadu. Air pasang Sungai Musi yang rutin terjadi seharusnya sudah bisa diprediksi dan diantisipasi sejak lama,” ujar Taufik Anwar, Rabu (23/4).
Menurutnya, pembangunan di daerah bantaran sungai seharusnya disesuaikan dengan karakteristik wilayah, termasuk kemungkinan pasang surut air.
Ia menilai perlunya pendekatan ekologis dalam menyelesaikan masalah infrastruktur, agar tak hanya tambal sulam tapi sekaligus menjadi solusi jangka panjang.
“Saya mendorong agar pemerintah tidak sekadar memperbaiki jalan, tetapi juga membangun sistem drainase baru yang mampu mengalirkan air pasang dengan cepat. Selain itu, elevasi jalan juga harus ditinggikan agar tidak tergenang ketika pasang besar datang,” tegasnya.
Taufik juga menyarankan pemerintah Kota Palembang menggandeng akademisi, ahli hidrologi, dan komunitas lingkungan untuk melakukan kajian bersama.
Ia khawatir jika tidak ada penanganan berbasis data dan analisis lingkungan, maka perbaikan jalan hanya akan menjadi solusi sementara yang cepat rusak kembali.
“Kita butuh pembangunan berkelanjutan, bukan yang reaktif. Jangan tunggu jalan ini menjadi penyebab banjir dan kecelakaan parah baru bergerak,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa kerusakan jalan akibat air pasang bukan hanya berdampak pada ekonomi warga, tapi juga berisiko mencemari lingkungan jika genangan air bercampur limbah atau sampah.
“Setiap genangan membawa potensi bahaya kesehatan. Bila saluran air tidak berfungsi dan sampah tidak terkelola, maka genangan itu bisa berubah jadi sumber penyakit,” ungkapnya.
Ia pun mendukung aspirasi warga Gandus yang meminta peninggian badan jalan dan pembangunan sistem drainase yang lebih baik.
Menurutnya, pemerintah daerah memiliki tanggung jawab moral dan konstitusional untuk menjamin kenyamanan serta keselamatan warganya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) menganggarkan Rp7,5 miliar untuk perbaikan jalan Lettu Karim Kadir di Kecamatan Gandus, Kota Palembang yang rusak.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang Sumsel Affandi di Palembang, Kamis, mengatakan untuk perbaikan jalan tersebut akan dibangun menggunakan fondasi tiang pelat (pile slab) dan akan dimulai pada akhir April 2025.
Nilai anggaran untuk pembangunan jalan itu disebutnya mencapai Rp7,5 miliar.