Ia berharap pemerintah pusat maupun daerah bisa lebih aktif memfasilitasi pembukaan layanan fertilitas di berbagai rumah sakit rujukan, serta mempercepat proses perizinan laboratorium IVF yang selama ini dinilai cukup rumit dan memakan waktu.
“Ini perlu menjadi bagian dari kebijakan kesehatan nasional. Infertilitas adalah masalah global. WHO sendiri menganggapnya sebagai isu prioritas. Jadi sudah saatnya Indonesia menaruh perhatian lebih besar terhadap layanan fertilitas,” tegasnya.
Meski tantangan masih ada, Gita dan rekan-rekannya di bidang fertilitas tetap optimis.
Dengan kemajuan teknologi, terbukanya akses informasi, serta meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan kesuburan sejak dini, masa depan layanan bayi tabung di Indonesia dinilai akan semakin menjanjikan.
“Kita menuju arah yang positif. Sekarang sudah banyak pasangan muda yang lebih terbuka dengan perawatan kesuburan, tidak lagi malu atau menganggap tabu. Dan kami, sebagai tenaga medis, akan terus berupaya memberikan layanan terbaik untuk mewujudkan impian mereka menjadi orang tua,” tutupnya.(ant)