JAKARTA - Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan bahwa Indonesia harus jadi pemersatu bagi negara-negara dunia yang makin terfragmentasi karena kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS.
Pada saat membuka diskusi panel yang diselenggarakan TYI di Jakarta, Minggu, AHY mengatakan bahwa dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump terkait dengan kenaikan tarif impor bukan hanya mengguncang sistem perdagangan, melainkan juga berpotensi mengganggu stabilitas keamanan dunia.
AHY mengemukakan bahwa Asia Pasifik akan menjadi panggung utama dalam dinamika global terkini.
BACA JUGA:PSU Empat Lawang Siap Digelar 19 April 2025
BACA JUGA:KPU Terima 256.699 Surat Suara untuk PSU Pilkada Empat Lawang
Ketika kekuatan besar saling mencurigai, lanjut dia, bangsa Indonesia harus membangun kepercayaan. Begitu pula, Ketika dunia mengedepankan kepentingan sempit, Indonesia harus menawarkan kerja sama luas.
"Inilah jalan menuju masa depan yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan," kata AHY saat membuka diskusi yang bertajuk Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global.
Ia menyebutkan ada dua kemungkinan yang bisa terjadi setelah adanya kebijakan AS, yakni negara-negara akan tunduk kepada dominasi ekonomi AS, atau negara-negara memilih untuk berhadapan dengan AS dengan menciptakan aliansi-aliansi baru.
BACA JUGA:Dapat Tinjau Ulang Doktrin
BACA JUGA:Propaganda yang Sudutkan RI
Jika negara-negara memilih untuk berhadapan, dia menilai dunia akan terdorong ke arah fragmentasi blok ekonomi politik baru.
Aliansi-aliansi yang baru itu, bisa berkembang menjadi kutub kekuatan yang saling bersaing, tidak hanya perdagangan, tetapi juga pengaruh militer.
"Polarisasi ini bisa memperparah konflik regional yang ada," kata Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan itu.
BACA JUGA:Perkuat RI-Turki Dukung Perdamaian di Palestina
BACA JUGA:BNPT Ingatkan Ancaman Terorisme