“Adaptasi dalam pernikahan berarti mencari titik tengah antara harapan satu pihak dengan harapan pihak lainnya. Jika adaptasi tidak dapat dilakukan dengan baik, maka konflik dalam rumah tangga akan terus muncul,” katanya.
Banyak pasangan yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri setelah menikah karena mereka belum memahami karakter masing-masing dengan baik.
Oleh karena itu, disarankan untuk menjalani diskusi mendalam sebelum pernikahan mengenai nilai-nilai kehidupan, harapan dalam rumah tangga, dan cara menghadapi perbedaan.
Sebelum menikah, calon pasangan juga perlu menyepakati berbagai aspek kehidupan pernikahan, seperti pembagian tugas dalam rumah tangga, perencanaan keuangan, hingga cara menyelesaikan konflik.
Tanpa adanya kesepakatan yang jelas, pasangan bisa menghadapi masalah yang berujung pada perselisihan berkepanjangan.
Selain kesepakatan, komitmen adalah hal yang tidak kalah penting. Prof. Rose Mini menekankan bahwa pernikahan bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang kesediaan untuk berkomitmen dalam menghadapi segala rintangan yang muncul di dalam rumah tangga.
“Komitmen adalah salah satu faktor utama dalam mempertahankan pernikahan. Pasangan yang memiliki komitmen kuat akan lebih mampu mengatasi masalah dibandingkan dengan pasangan yang hanya mengandalkan perasaan cinta semata,” ujarnya.
Agar terhindar dari masalah seperti ghosting dan KDRT, pasangan harus sama-sama berusaha menciptakan lingkungan rumah tangga yang sehat.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membangun rumah tangga yang harmonis antara lain:
1. Meningkatkan Kualitas Komunikasi - Berbicara secara terbuka dan jujur mengenai perasaan dan harapan masing-masing.
2. Menghargai Perbedaan - Tidak memaksakan kehendak dan selalu mencari solusi bersama dalam menyelesaikan perbedaan.
3. Menjaga Kepercayaan - Bersikap jujur dan transparan dalam segala hal.
4. Menjalin Kehangatan Emosional - Memberikan perhatian dan kasih sayang secara konsisten.
5. Membentuk Kebiasaan Positif - Melakukan kegiatan bersama yang bisa mempererat hubungan, seperti olahraga, memasak, atau diskusi rutin.
Dengan melakukan persiapan moral, mental, dan keterampilan komunikasi sebelum menikah, pasangan akan lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan dalam rumah tangga.
Hal ini dapat mengurangi risiko terjadinya ghosting dan KDRT, serta menciptakan pernikahan yang bahagia dan harmonis.