2. Respect (Rasa Hormat) - Menghormati pasangan dalam segala aspek kehidupan sangat penting untuk menjaga hubungan tetap harmonis.
3. Tolerance (Toleransi) - Mampu menerima perbedaan dan tidak memaksakan kehendak kepada pasangan.
4. Fairness (Keadilan) - Menjalankan hubungan secara adil dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi.
Menurut Prof. Rose Mini, keempat aspek tersebut akan membentuk seseorang dengan moral yang baik dan menjadi landasan kuat dalam membangun keluarga yang harmonis.
Selain moral, kesiapan mental dan keterampilan berkomunikasi juga sangat penting dalam menghadapi tantangan dalam pernikahan.
Setiap pasangan harus memiliki kemampuan untuk menghadapi konflik, bukan menghindarinya.
Salah satu penyebab ghosting dalam hubungan adalah ketidakmampuan individu dalam menghadapi masalah dan mencari solusi bersama.
“Pasangan harus berjuang menghadapi masalah, bukan menghindar. Jika mereka terus menghindari konflik, bisa jadi salah satu pihak memilih untuk menghilang begitu saja dari hubungan, yang dikenal dengan istilah ghosting,” jelasnya.
Untuk itu, calon pasangan perlu membekali diri dengan keterampilan berkomunikasi yang baik.
Salah satu teknik komunikasi yang penting dalam hubungan adalah komunikasi asertif, yakni mengungkapkan perasaan atau keinginan tanpa menyakiti pasangan.
Sebaliknya, komunikasi agresif seperti membentak dan memaki dapat menjadi pemicu dasar bagi kekerasan dalam rumah tangga.
“Komunikasi agresif adalah salah satu faktor utama penyebab KDRT. Ketika seseorang tidak bisa mengontrol emosinya, ia akan lebih mudah melampiaskannya dengan cara yang destruktif, baik secara verbal maupun fisik,” jelasnya.
Selain itu, ada juga komunikasi submisif yang sering kali berbentuk sindiran atau kata-kata menyakitkan secara halus.
Meskipun tampak tidak langsung menyerang, komunikasi submisif tetap dapat memicu konflik yang berkepanjangan dalam rumah tangga.
Salah satu langkah penting dalam persiapan sebelum menikah adalah mengenal lebih dalam kepribadian pasangan.
Dengan pemahaman yang baik terhadap kepribadian pasangan, seseorang dapat lebih siap dalam menghadapi proses adaptasi setelah menikah.