Pengukusan: Cetakan diletakkan di atas kukusan yang mengeluarkan uap bertekanan, menghasilkan suara khas mendesis.
BACA JUGA:Putu Ayu Gula Merah : Kelezatan Kue Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu
BACA JUGA:Puding Ubi Ungu : Sensasi Rasa dan Nutrisi yang Menyegarkan
Penyajian: Setelah matang, putu dikeluarkan dari cetakan, lalu ditaburi kelapa parut segar sebelum disajikan.
Meskipun banyak jajanan modern bermunculan, putu beras gula merah tetap memiliki tempat di hati masyarakat.
Rasanya yang manis dan gurih, serta teksturnya yang lembut dan kenyal, membuatnya menjadi pilihan favorit di berbagai kesempatan, baik sebagai camilan sore maupun menu di acara keluarga.
Para pedagang putu yang masih menggunakan cara tradisional juga menambah daya tarik tersendiri.
Suara khas uap mendesis dari gerobak penjual putu seolah menjadi nostalgia bagi banyak orang.
Di beberapa daerah, penjual putu masih menggunakan sepeda atau gerobak dorong untuk berkeliling menjajakan dagangannya, mempertahankan tradisi turun-temurun.
Di tengah perkembangan kuliner modern, eksistensi putu beras gula merah menghadapi berbagai tantangan.
Semakin sedikitnya generasi muda yang tertarik untuk berjualan putu, serta perubahan gaya hidup yang lebih menyukai makanan cepat saji, menjadi tantangan utama bagi pelestarian jajanan ini.
Namun, ada beberapa inovasi yang mulai dikembangkan agar putu tetap relevan dengan zaman.
Misalnya, beberapa produsen putu mulai menghadirkan variasi rasa seperti putu pandan, putu cokelat, dan putu dengan tambahan keju.
Selain itu, beberapa restoran dan kedai kopi juga mulai menghadirkan putu sebagai menu pelengkap, menjadikannya lebih mudah diakses oleh generasi muda.
Putu beras gula merah adalah salah satu warisan kuliner Indonesia yang patut dijaga keberadaannya.
Dengan cita rasa yang unik dan proses pembuatan yang khas, jajanan ini tetap menjadi favorit banyak orang.