Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap sejumlah mata uang utama, turut menunjukkan tren penguatan.
Pada pagi ini, indeks dolar AS berada di kisaran 108,35, naik dibandingkan dengan posisi pada Jumat pagi (7/2) yang berada di level 107,77.
“Pagi ini, indeks dolar AS sudah di kisaran 108,35, dibandingkan Jumat sebelumnya di kisaran 107,77,” kata Ariston.
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 11 November 2024 : Menguat 14 Poin Menjadi Rp15.672 per dolar AS
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 4 November 2024 : Melemah 49 Poin Jadi Rp15.732 per Dolar AS
Selain faktor data ekonomi, penguatan dolar AS juga didukung oleh ekspektasi pasar terkait kemungkinan perang dagang yang dipicu oleh kebijakan kenaikan tarif impor dari Presiden AS Donald Trump.
Kebijakan ini meningkatkan ketidakpastian global, mendorong investor untuk memilih aset-aset safe haven seperti dolar AS.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Ariston memprediksi bahwa peluang pelemahan rupiah hari ini akan bergerak menuju kisaran Rp16.350 per dolar AS, dengan potensi support di level Rp16.250 per dolar AS.
“Data inflasi Indonesia masih bagus dan seperti biasa rendah, jadi mungkin bukan kejutan untuk pasar. Minggu lalu, ada data cadangan devisa yang naik, ini sedikit membantu menahan pelemahan rupiah,” tambah Ariston.
Meski menghadapi tekanan eksternal, kondisi fundamental ekonomi Indonesia tetap menunjukkan beberapa indikator positif:
1. Inflasi Indonesia: Masih dalam tingkat yang rendah dan stabil, memberikan sentimen positif meskipun tidak cukup kuat untuk menahan pelemahan rupiah secara signifikan.
2. Cadangan Devisa: Meningkat pada periode terakhir, yang menjadi kejutan positif bagi pasar dan sedikit membantu menahan laju depresiasi rupiah.
Pelemahan nilai tukar rupiah memiliki dampak yang beragam terhadap perekonomian Indonesia.
Beberapa sektor yang terdampak antara lain:
1. Importir: Biaya impor menjadi lebih mahal, yang berpotensi meningkatkan harga barang-barang impor di dalam negeri.
2. Eksportir: Sebaliknya, pelemahan rupiah bisa menjadi keuntungan bagi eksportir karena pendapatan dalam dolar AS akan lebih tinggi saat dikonversi ke rupiah.