Gaji Mega, Tapi Tak Sebesar Namanya: Ada Apa di V-League?

Jumat 24 Jan 2025 - 06:28 WIB
Reporter : Encep
Editor : Dahlia

KORANPALPOS.COM- Dalam dunia bola voli profesional wanita, perbedaan gaji antara pemain asing dan pemain kuota Asia menjadi isu yang terus diperbincangkan.

Sistem gaji ini tampaknya kurang adil jika melihat kontribusi nyata dari beberapa pemain kuota Asia, terutama Megawati Pertiwi, yang dikenal sebagai “Indonesian Express.”

Mega, yang bermain untuk Red Spark di V-League Korea Selatan, menjadi sorotan karena performa luar biasanya yang tidak sebanding dengan gaji yang ia terima.

Ketimpangan Gaji dalam V-League

Pemain asing baru dalam V-League menerima $250,000 (sekitar 359 juta won), sementara pemain asing yang memperpanjang kontrak atau pindah tim menerima $300,000 (sekitar 430 juta won).

Sebaliknya, pemain kuota Asia awalnya hanya menerima $100,000 (sekitar 143 juta won) untuk tahun pertama dan kedua.

BACA JUGA:City Terancam Gagal Lolos ke Playoff

BACA JUGA:Arsenal, Madrid, dan PSG Raih Poin Penuh

Namun, perubahan aturan pada Januari tahun lalu meningkatkan gaji mereka menjadi $120,000 (sekitar 172 juta won) untuk tahun pertama dan $150,000 (sekitar 220 juta won) untuk tahun kedua.

Gaji pemain asing hampir dua kali lipat dibandingkan pemain kuota Asia, mencerminkan ekspektasi tinggi terhadap keterampilan pemain asing.

Namun, dalam kasus Megawati, ekspektasi ini tampaknya tidak relevan karena keterampilannya melampaui banyak pemain asing.

Mega, yang menerima $150,000 di tahun keduanya, bahkan tidak masuk dalam 10 besar pemain lokal dengan bayaran tertinggi.

BACA JUGA:Jonatan Pulangkan Wakil Taiwan di Indonesia Masters 2025

BACA JUGA:Gol Spektakuler Lautaro Bawa Inter Milan Meluncur ke 4 Besar, Sparta Praha Gigit Jari!

Pemain lokal seperti Kim Yeon-kyung dan Kang So-hwi menerima hingga 800 juta won, termasuk gaji tahunan dan bonus.

Kategori :