Gaji Mega, Tapi Tak Sebesar Namanya: Ada Apa di V-League?

Jumat 24 Jan 2025 - 06:28 WIB
Reporter : Encep
Editor : Dahlia

Mega kontributor utama Red Spark, Mega menjadi tulang punggung Red Spark selama dua tahun terakhir. Sebagai opposite spiker, ia bertanggung jawab atas 32,6% kemenangan tim.

Pada musim ini, ia berada di peringkat ketiga dalam perolehan skor liga dengan 538 poin dan peringkat pertama dalam efisiensi serangan sukses (47,84%).

Bahkan, serangan back attack-nya mencapai tingkat keberhasilan lebih dari 50%, sebuah pencapaian langka dalam bola voli profesional wanita.

BACA JUGA:AC Milan Lanjutkan Tren Positif, Girona Harus Puas Tersingkir

BACA JUGA:Arsenal Tampil Beringas Menang 3-0, Dinamo Zagreb Jadi Korban!

Jika dibandingkan dengan pemain asing yang menerima $250,000 hingga $300,000, keterampilan Mega jauh melampaui sebagian besar dari mereka.

Pelatih Red Spark, Ko Hee-jin, menyatakan bahwa bertemu Mega adalah keberuntungan terbesar dalam hidupnya. Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya kontribusi Mega bagi tim.

Apakah sistem gaji ini adil? melihat kontribusi Mega yang luar biasa, sistem gaji saat ini tampak tidak adil. Gaji tahunan Mega hanya setengah dari Lee Joo-ah, pemain lokal dengan total gaji 402,1 juta won.

Selain itu, sebagian pemain lokal dengan gaji lebih tinggi sering kali tidak memiliki kontribusi yang signifikan akibat cedera atau kelemahan tertentu. Dalam hal efektivitas biaya, Mega adalah pemain terbaik di V-League, melampaui pemain lokal maupun asing.

BACA JUGA:Dihajar 5-1! Salzburg Jadi Korban Keganasan Trio Madrid di Liga Champions

BACA JUGA:PSG Comeback Dahsyat! Manchester City Dibantai Setelah Unggul 2-0

Ketidakadilan ini menunjukkan bahwa sistem gaji pemain kuota Asia perlu dievaluasi ulang. Tidak seharusnya gaji mereka ditentukan semata-mata berdasarkan status sebagai pemain kuota Asia. Prestasi dan kontribusi nyata di lapangan harus menjadi indikator utama dalam menentukan gaji seorang pemain.

Sebagai salah satu pemain terbaik di V-League, Megawati Pertiwi telah membuktikan bahwa ia layak mendapatkan pengakuan lebih, termasuk dalam bentuk kompensasi yang setara dengan kontribusinya.

Jika sistem gaji tetap tidak berubah, hal ini dapat menjadi penghalang bagi pemain kuota Asia lainnya yang ingin menunjukkan kemampuan mereka di liga profesional.

Mega telah mengubah persepsi tentang pemain kuota Asia di bola voli profesional. Kini, saatnya para pengambil keputusan mempertimbangkan ulang sistem gaji untuk menciptakan keadilan yang sesungguhnya di dunia olahraga. Tidak hanya akan membawa manfaat bagi pemain, tetapi juga meningkatkan kualitas kompetisi secara keseluruhan.

BACA JUGA:Drama Panas di Suwon: Jeong Kwan-jang Membalikkan Skor Mustahil

Kategori :