Di sisi domestik, sentimen positif turut datang dari rencana Bank Indonesia (BI) untuk menerapkan aturan baru terkait devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA).
Aturan ini akan mewajibkan para eksportir untuk menempatkan 100 persen DHE SDA di Indonesia dengan durasi minimal satu tahun.
Langkah ini bertujuan untuk memperkuat cadangan devisa nasional serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 28 Oktober 2024 : Terus Melemah 72 Poin Menjadi Rp15.719 per Dolar AS
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 25 Oktober 2024 : Melemah 31 Poin Menjadi Rp15.584 per Dolar AS
Namun, Rully Nova menilai bahwa dampak aturan DHE SDA terhadap nilai tukar rupiah akan cenderung terbatas.
“Pengaruh aturan DHE SDA tidak akan besar, mengingat volatilitas rupiah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor global,” jelasnya.
Meski ada dorongan dari kebijakan domestik, pergerakan nilai tukar rupiah tetap sangat bergantung pada kondisi global, termasuk kebijakan moneter AS, dinamika pasar tenaga kerja, dan potensi resesi di negara maju.
Pelemahan dolar AS saat ini memberikan peluang bagi negara-negara berkembang untuk memperkuat nilai tukar mereka, meskipun tantangan eksternal tetap perlu diwaspadai.
Penguatan rupiah ini diharapkan dapat menjadi momentum positif bagi perekonomian Indonesia.
Dukungan kebijakan domestik yang konsisten dan pengelolaan risiko global yang hati-hati akan menjadi kunci untuk menjaga stabilitas nilai tukar.
Pelaku pasar diharapkan terus memantau perkembangan global dan kebijakan ekonomi domestik untuk mengambil keputusan yang tepat.
Dengan tren positif yang terlihat di awal tahun ini, optimisme terhadap stabilitas ekonomi Indonesia terus meningkat, meskipun tantangan eksternal masih perlu diantisipasi.