Keunikan Bongkol Ketan : Kuliner Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Modernitas

Selasa 07 Jan 2025 - 09:48 WIB
Reporter : Yuli
Editor : Dahlia

Setelah itu, beras ketan dikukus hingga setengah matang sebelum dicampur dengan santan yang telah diberi garam dan daun pandan.

BACA JUGA:Bukan hanya Terkenal Akan Kopi Arabika dan Durian Tembaga : Empat Lawang Ternyata Ada Pantai yang Indah !

BACA JUGA:Pindang Patin : Kuliner Khas Palembang yang Mendunia

Campuran ini kemudian dikukus kembali hingga matang sempurna.

Setelah matang, ketan yang masih panas dituang ke atas daun pisang, lalu diberi isian berupa gula merah atau parutan kelapa manis.

Ketan ini kemudian dibungkus menyerupai bentuk lonjong atau persegi, tergantung tradisi daerah masing-masing.

Penyajiannya sering kali disandingkan dengan teh hangat, menjadikannya camilan yang sempurna untuk menemani waktu santai.

Di tengah gempuran makanan modern seperti pastry dan cake, bongkol ketan tetap memiliki tempat di hati masyarakat.

Hal ini terbukti dari keberadaannya yang masih mudah ditemukan di berbagai daerah, terutama di pasar tradisional.

Bahkan, beberapa kafe dan restoran modern mulai mengadaptasi bongkol ketan sebagai menu spesial, dengan sedikit modifikasi seperti menambahkan topping cokelat, keju, atau durian.

Selain itu, bongkol ketan juga kerap menjadi pilihan oleh-oleh khas daerah.

Misalnya, di Yogyakarta dan Surakarta, bongkol ketan dijual di kios oleh-oleh sebagai simbol cita rasa lokal yang otentik.

Kehadirannya di ranah pariwisata juga turut mempromosikan kekayaan kuliner tradisional Indonesia ke kancah internasional.

Bongkol ketan tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki nilai gizi yang baik.

Beras ketan mengandung karbohidrat yang dapat memberikan energi, sedangkan santan dan gula merah mengandung lemak sehat dan mineral penting.

Namun, karena kandungan kalorinya cukup tinggi, konsumsi bongkol ketan perlu diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup untuk menjaga keseimbangan energi.

Kategori :