Beberapa pedagang mulai menawarkan varian rasa baru, seperti kerak telur pedas atau tambahan topping keju, tanpa menghilangkan rasa asli yang menjadi ciri khasnya.
Kerak telur bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol budaya yang mencerminkan kekayaan tradisi Betawi.
Dengan berbagai upaya pelestarian dan inovasi yang dilakukan, diharapkan kerak telur tetap eksis di tengah arus modernisasi.
"Harapan saya, kerak telur ini bisa terus ada. Jangan sampai generasi muda lupa dengan makanan tradisional kita sendiri," ujar Pak Jaya dengan penuh harap.
Kerak Telur adalah bukti bahwa makanan tradisional tidak hanya soal rasa, tetapi juga cerita, sejarah, dan identitas budaya.
Dengan semangat cinta budaya dan dukungan masyarakat, kerak telur akan terus menjadi bagian tak tergantikan dari warisan kuliner Indonesia.*