Meski sebagian besar komoditas mengalami penurunan harga, ada beberapa yang mencatatkan kenaikan.
Kedelai biji kering impor naik sebesar 3,37 persen atau Rp350 menjadi Rp10.730 per kg.
Harga jagung di tingkat peternak juga mengalami kenaikan sebesar 2,95 persen atau Rp180 menjadi Rp6.290 per kg.
Kenaikan harga kedelai dan jagung ini dapat memberikan dampak pada sektor peternakan dan industri olahan makanan.
Pada kategori hasil laut, ikan kembung mengalami kenaikan harga sebesar 1,65 persen atau Rp640 menjadi Rp39.370 per kg.
Namun, tidak semua jenis ikan mencatatkan kenaikan.
Ikan tongkol, misalnya, turun 3,05 persen atau Rp990 menjadi Rp31.420 per kg, sementara ikan bandeng turun 4,63 persen atau Rp1.570 menjadi Rp32.340 per kg.
Harga garam halus beryodium turun sebesar 1,91 persen atau Rp220 menjadi Rp11.280 per kg.
Penurunan ini turut memberikan keringanan bagi rumah tangga yang memanfaatkan garam sebagai salah satu bahan pokok dapur.
Penurunan harga sejumlah komoditas pangan ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan menjelang pergantian tahun.
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional terus memantau pergerakan harga di pasar untuk memastikan stabilitas pasokan dan harga pangan.
Kepala Badan Pangan Nasional mengungkapkan bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga kestabilan harga pangan, termasuk operasi pasar dan distribusi bahan pokok ke daerah-daerah yang mengalami kekurangan pasokan.
“Kami memastikan ketersediaan bahan pokok cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama menjelang momen-momen penting seperti tahun baru,” ujarnya.
Di sisi lain, masyarakat juga menyambut baik tren penurunan harga ini.
Seorang pedagang di Pasar Tanah Abang mengungkapkan bahwa penurunan harga beberapa komoditas membantu meningkatkan daya beli konsumen.
“Pembeli sekarang lebih banyak yang belanja karena harga mulai turun, terutama untuk cabai dan bawang,” katanya.