Sejak tahun 1980-an, meriam bambu dimainkan untuk menghasilkan suara ledakan keras yang menciptakan suasana meriah.
BACA JUGA:Asal Usul dan Sejarah Panjang Kelapa Sawit di Indonesia : Dari 4 Biji ke Industri Raksasa !
BACA JUGA:Asal Usul dan Sejarah Desa Gunung Terang OKU Timur : Menjaga Tradisi di Tengah Kemajuan !
Suara ledakan ini melambangkan sukacita dan semangat menyambut kelahiran Yesus Kristus.
3. Rabo-Rabo (Kampung Tugu, Jakarta Utara)
Meski Jakarta dikenal sebagai kota metropolitan, Kampung Tugu di Jakarta Utara masih melestarikan tradisi rabo-rabo.
Dalam tradisi ini, masyarakat berkeliling kampung sambil diiringi musik keroncong.
Puncaknya adalah prosesi mandi-mandi, di mana peserta saling menggambar wajah dengan bedak putih sebagai simbol penyucian diri dan persiapan menyambut tahun baru.
4. Ngejot dan Penjor (Bali)
Di Bali, Natal dirayakan dengan tradisi ngejot dan penjor. Ngejot adalah tradisi berbagi makanan kepada tetangga tanpa memandang agama.
Sementara itu, penjor berupa bambu melengkung yang dihias dengan janur melambangkan rasa syukur atas berkah Tuhan.
Tradisi ini memperlihatkan harmoni antara nilai keagamaan dan budaya lokal.
5. Wayang Wahyu (Yogyakarta)
Di Yogyakarta, Natal dirayakan melalui pementasan wayang wahyu, yaitu pertunjukan wayang kulit yang mengangkat kisah-kisah dari Alkitab.
Tradisi ini menjadi cara unik untuk menyampaikan pesan keagamaan dengan sentuhan budaya lokal.
6. Kunci Taon (Manado, Sulawesi Utara)