Tradisi kunci taon dimulai sejak awal Desember, di mana masyarakat Manado mengunjungi makam kerabat untuk berdoa dan menghias makam dengan lampu.
Setelah Natal, tradisi ini ditutup dengan pawai kostum meriah sebagai penutup tahun.
7. Van Vare (Larantuka, Flores Timur)
Van Vare adalah tradisi Natal yang dimeriahkan oleh musik orkes, paduan suara, dan kehadiran Sinterklas yang membagikan hadiah kepada anak-anak.
Tradisi ini menjadi momen yang dinantikan masyarakat, menciptakan kegembiraan di tengah komunitas.
8. Bakar Batu atau Barapen (Papua)
Di Papua, tradisi bakar batu menjadi bagian penting dari perayaan Natal.
Masyarakat menggali lubang dan memasak daging serta sayuran menggunakan batu panas.
Makanan yang telah matang kemudian dinikmati bersama sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.
9. Sirine dan Lonceng (Ambon, Maluku)
Di Ambon, perayaan Natal diawali dengan bunyi sirine dan lonceng gereja yang bergema serentak.
Selain itu, masyarakat melaksanakan ritual penyucian di Naku, Leitimur Selatan, dengan tarian dan lagu daerah yang diiringi alat musik tifa.
Ritual ini melambangkan pembebasan dosa dan penyucian diri.
Makna Kebersamaan dan Toleransi dalam Natal
Tradisi-tradisi Natal di Indonesia tidak hanya menjadi simbol perayaan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai luhur seperti toleransi, saling menghormati, dan rasa syukur.
Melalui tradisi ini, masyarakat dari berbagai latar belakang budaya dan agama dapat hidup berdampingan dalam harmoni.