Selain itu, pengembangan kendaraan listrik dan hibrida di Indonesia juga membutuhkan investasi besar dalam infrastruktur, seperti stasiun pengisian daya, untuk memastikan adopsi yang lebih luas di masyarakat.
Pemerintah telah menunjukkan komitmen kuat untuk mendukung pertumbuhan industri otomotif.
Selain insentif fiskal, pemerintah juga terus mendorong kolaborasi antara produsen kendaraan dengan sektor perbankan untuk memberikan skema pembiayaan yang lebih terjangkau bagi konsumen.
“Industri otomotif adalah salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memastikan industri ini tetap tumbuh dan kompetitif,” kata Airlangga Hartarto.
Pertumbuhan pasar kendaraan listrik di Indonesia juga menjadi sorotan. Dengan semakin banyaknya merek global yang masuk ke pasar Indonesia, persaingan di segmen ini diperkirakan akan semakin ketat.
“Peningkatan penjualan kendaraan listrik tidak hanya membantu pengurangan emisi karbon, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di sektor manufaktur dan layanan terkait,” ungkap Puji.
Menurut data yang dirilis Kementerian Perindustrian, penjualan kendaraan listrik di Indonesia meningkat 20 persen pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.
Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan peningkatan kesadaran konsumen terhadap lingkungan.
Meskipun tantangan kenaikan pajak dapat memengaruhi daya beli sebagian masyarakat, prospek industri otomotif Indonesia pada 2025 tetap cerah.
Dukungan pemerintah melalui insentif dan kebijakan strategis menjadi kunci utama untuk menjaga momentum pertumbuhan.
Dengan tren ekspor yang terus menggeliat dan minat yang meningkat terhadap kendaraan listrik, pasar otomotif Indonesia di 2025 diperkirakan masih memiliki ruang yang luas untuk berkembang.
Hal ini tidak hanya penting untuk pertumbuhan ekonomi, tetapi juga untuk mendukung transformasi industri otomotif menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.