Masalah lini depan Timnas Indonesia bukanlah hal baru, tetapi kegagalan striker mencetak gol selama tiga pertandingan berturut-turut menjadi sorotan besar. Rafael Struick, striker naturalisasi yang diharapkan mampu menjadi ujung tombak tim, belum menunjukkan ketajamannya.
Hal yang sama berlaku untuk Hokky Caraka, Arkhan Kaka, dan Ronaldo Kwateh, yang belum mampu berkontribusi secara maksimal di turnamen ini.
Kegagalan lini depan ini juga menempatkan beban besar pada lini tengah dan belakang. Situasi ini terlihat dari kontribusi dua bek, Ferarri dan Kadek Arel, yang menjadi penyelamat tim dengan gol-gol penting.
BACA JUGA:Kalah Tipis dari Vietnam: Ranking FIFA Timnas Indonesia Turun
BACA JUGA:Shin Tae-yong: Fokus pada Program Menang Lawan Filipina
Meski demikian, keberlanjutan performa seperti ini tidak ideal untuk menghadapi lawan-lawan yang lebih kuat di fase berikutnya.
“Tapi tidak apa-apa, semua kan terserah pelatih. Tetapi bagus. Ini bagi kita untuk di ASEAN bisa kelihatan bahwa kita memiliki pemain-pemain yang bisa mengimbangi pemain senior negara lain,” tambah Arya.
Harapan ke Depan
Ke depan, pelatih Shin Tae-yong diharapkan dapat mengevaluasi kembali strategi lini depannya. Pemanfaatan striker-striker muda potensial seperti Sananta dan Raven bisa menjadi opsi untuk memperbaiki ketajaman serangan.
Selain itu, program pengembangan striker di tingkat junior juga menjadi langkah penting untuk memastikan regenerasi pemain di posisi krusial ini.
BACA JUGA:Real Madrid Incar Gelar Penutup Tahun
BACA JUGA:Erick Thohir : Jangan Banyak Mengeluh
Dengan jadwal Piala AFF 2024 yang semakin ketat, Timnas Indonesia harus segera menemukan solusi untuk meningkatkan produktivitas gol.
Pertandingan berikutnya melawan Filipina menjadi momentum penting bagi skuad Garuda untuk memperbaiki performa lini depan mereka.
Dukungan dari publik Indonesia tentu akan menjadi motivasi tambahan bagi para pemain untuk memberikan yang terbaik di sisa turnamen.
Lini depan Timnas Indonesia menjadi perhatian serius di Piala AFF 2024, dengan striker-striker yang belum mampu menunjukkan ketajaman mereka. Meski ada kritik, keputusan pemilihan pemain tetap menjadi hak prerogatif pelatih.