Proyek Normalisasi dan Pembangunan Talud Sungai Kelekar Tuai Pro-Kontra

Senin 09 Dec 2024 - 20:10 WIB
Reporter : Prabu Agustiawan
Editor : Isro Antoni

KORANPALPOS.COM - Proyek normalisasi Sungai Kelekar yang diluncurkan oleh Pemerintah Kota Prabumulih guna mengatasi banjir yang sering melanda kawasan tersebut memicu berbagai reaksi di masyarakat. 

Proyek yang melibatkan pengerukan sungai dan pembangunan talud dengan anggaran sebesar Rp8 miliar, yang bersumber dari dana bantuan khusus gubernur Sumatera Selatan (BanGub) 2024, bertujuan untuk meningkatkan sistem drainase dan mencegah banjir. 

Namun, pelaksanaan proyek ini tidak lepas dari kontroversi dan keluhan yang datang dari sejumlah warga.

Sebagian warga merasa lega dengan adanya proyek normalisasi ini, yang dianggap sebagai solusi jangka panjang untuk masalah banjir yang selama ini mengganggu kehidupan mereka. Dalam sosialisasi dan mediasi yang digelar di Aula Kantor Lurah Majasari pada 9 Desember 2024, beberapa warga mengungkapkan rasa terima kasih mereka.

BACA JUGA:Beri Layanan Gratis Deteksi Dini Kanker

BACA JUGA:Seleksi SDM Berkualitas dan Berintegritas

Ana, seorang warga dari Kelurahan Karang Raja, menyampaikan apresiasinya terhadap upaya pemerintah dalam menangani masalah banjir. 

"Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang sudah melakukan pengerukan di Sungai Kelekar dan pemasangan talud. Semoga ke depan banjir bisa diminimalisir," ujarnya penuh harap.

Hendra, warga lainnya, juga menyatakan harapannya agar pengerjaan proyek ini berjalan dengan baik dan maksimal, dengan harapan besar bahwa banjir yang kerap melanda wilayah tersebut dapat segera diatasi. 

"Harapan kami proyek ini dikerjakan dengan maksimal sehingga tidak lagi banjir," katanya.

 Namun, proyek yang mendapat dukungan dari sebagian masyarakat, tidak luput dari kritikan. Beberapa warga mengungkapkan kekecewaan terkait pelaksanaan proyek yang dinilai tidak sesuai dengan rencana awal. Muhson, Ketua RT 5 RW 4 Kelurahan Majasari, menjadi salah satu suara yang mengkritisi pengerjaan talud.

BACA JUGA:LLDikti Wilayah II Bina 166 PTS di 4 Provinsi Sumbagsel

BACA JUGA:Dorong Pasar Ekspor : DPR Tinjau Songket 26 Ilir Palembang !

Menurut Muhson, semula talud direncanakan sepanjang 150 meter, namun setelah pengerjaan hanya tercapai 100 meter. Lebih mengecewakan lagi, talud yang sudah ada malah dihancurkan dalam proses pengerjaan. 

"Kami kecewa karena awalnya diinformasikan akan dibangun talud sepanjang 150 meter, tapi kenyataannya hanya 100 meter. Mengapa talud yang ada justru dihancurkan?" keluhnya dengan nada kecewa.

Kategori :