Meskipun tubuh secara keseluruhan tidak menunjukkan peningkatan berat badan, perut yang buncit tetap dapat terlihat jelas.
Selain itu, masalah pada lambung seperti gangguan asam lambung atau masalah pada usus juga dapat mengganggu keseimbangan tubuh.
Penurunan nafsu makan akibat gangguan ini bisa menyebabkan tubuh terlihat kurus, sementara gas atau penumpukan cairan di perut tetap menyebabkan pembengkakan.
2. Ketidakseimbangan Hormonal
Ketidakseimbangan hormon bisa menjadi penyebab utama mengapa seseorang yang kurus tetap memiliki perut yang buncit.
Hormon seperti estrogen dan kortisol berperan dalam distribusi lemak tubuh. Ketika hormon ini tidak seimbang, tubuh dapat menumpuk lemak di area perut meskipun secara keseluruhan tubuh tampak kurus.
Misalnya, kondisi PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) pada wanita dapat menyebabkan penumpukan lemak di area perut meskipun berat badan secara keseluruhan cenderung ideal atau kurus.
Selain itu, hormon kortisol yang berhubungan dengan stres juga dapat menyebabkan penumpukan lemak perut, meskipun tidak ada penambahan berat badan yang signifikan.
3. Kurangnya Massa Otot
Beberapa orang mungkin memiliki tubuh yang kurus karena kehilangan massa otot, bukan lemak. Dalam kondisi seperti ini, meskipun berat badan terlihat rendah, perut tetap buncit.
Kehilangan massa otot terjadi akibat kurangnya aktivitas fisik atau olahraga yang membangun otot, yang menyebabkan tubuh menjadi lebih ramping tetapi perut menjadi lebih buncit.
Penyebab kurangnya massa otot bisa berhubungan dengan gaya hidup yang tidak aktif, pola makan yang tidak seimbang, atau bahkan penyakit yang mengganggu metabolisme tubuh.
Membangun massa otot melalui latihan kekuatan dan olahraga dapat membantu mengatasi masalah ini.
4. Pola Makan yang Tidak Seimbang
Pola makan yang tidak seimbang, terutama konsumsi karbohidrat yang berlebih, dapat berkontribusi pada perut buncit meskipun tubuh terlihat kurus.
Mengonsumsi makanan tinggi gula, lemak trans, dan karbohidrat olahan dapat menyebabkan penumpukan lemak di perut.