Wahyudi bersyukur karena sampai sekarang tidak ada warga yang menebang. Kalaupun ada yang menebang, hanya digunakan untuk pancang bubu penangkap ikan.
Ekosistem pulih
Upaya pelestarian mangrove di Desa Pasar Rawa terus berprogres.
Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD) Pasar Rawa, kemudian dibentuk pada 2018 yang diketuai oleh Rudi.
Sebelumnya, Rudi menjadi pengurus KT Penghijauan Maju Bersama.
Pembentukan LPHD Pasar Rawa bertujuan untuk memperluas area kerja masyarakat dalam pengelolaan hutan, dengan polanya masing-masing.
Sama seperti KT Penghijauan Maju Bersama, LPHD Pasar Rawa mendapatkan izin perhutanan sosial dengan lahan kelolaan seluas 138 hektare.
Penanaman mangrove di Desa Pasar Rawa berlanjut pada 2020,dengan keikutsertaan masyarakat dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta pada 2021 dalam program Padat Karya Penanaman Mangrove (PKPM) melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) seluas 135 hektare.
Penanaman juga masih berlanjut hingga kini.
Melalui bantuan untuk pembibitan mangrove dari BRGM, kelompok tani itu memanfaatkan sisa dana untuk membangun saung yang berfungsi sebagai tempat bermusyawarah, tempat pemantauan dan penjagaan hutan, hingga cikal bakal pengembangan wisata mangrove.
Seiring dengan meluasnya tutupan hutan mangrove, ekosistem kembali terbentuk. Menyadari bahwa biota pesisir mulai bermunculan kembali di sekitar hutan mangrove, masyarakat membuat rumpon atau rumah ikan.
Melalui uang kas yang mereka kelola, masyarakat juga membeli perahu-perahu dan membuat alat tangkap ikan.
Kini, ekosistem mangrove telah menjadi jantung yang lestari dan berkelanjutan bagi Desa Pasar Rawa.
Atas upaya kelompok tani itu dalam mendukung keberlanjutan lingkungan, mereka mendapatkan penghargaan Wana Lestari pada tahun 2024 ini.
Sebelumnya, prestasi juga telah ditorehkan LPHD Pasar Rawa yang pada tahun 2021 memperoleh penghargaan Kalpataru kategori penyelamat lingkungan.
Pada 2022, LPHD Pasar Rawa juga mendapatkan sertifikat nasional Program Kampung Iklim (Proklim).