Pemerintah setempat juga diharapkan dapat memaksimalkan mitigasi bencana melalui edukasi masyarakat.
Warga diminta mengenali tanda-tanda bahaya vulkanik serta mematuhi zona larangan mendekati kawah.
BPBD diharapkan menyiapkan rencana evakuasi jika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.
Selain itu, Wafid menyebut bahwa status aktivitas Gunung Dempo akan terus dievaluasi.
"Evaluasi dilakukan secara berkala, atau jika terjadi perubahan aktivitas signifikan. Jika belum ada perubahan, tingkat aktivitas dianggap tetap,” tambahnya.
Gunung Dempo merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia, dengan ketinggian mencapai 3.173 meter di atas permukaan laut.
Gunung ini terletak di perbatasan Kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
Sebagai salah satu destinasi wisata alam, kawasan Gunung Dempo sering dikunjungi pendaki dan wisatawan, terutama karena pesona perkebunan teh di sekitarnya.
Namun, aktivitas vulkanik gunung ini telah beberapa kali tercatat dalam sejarah, dengan erupsi kecil hingga sedang yang mengeluarkan material abu vulkanik.
Keberadaan kawah Marapi di puncaknya menjadi pusat aktivitas vulkanik yang perlu diwaspadai.
Erupsi terbaru ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana alam.
Dengan koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait, dampak negatif dari aktivitas vulkanik dapat diminimalisasi.
Masyarakat di sekitar Gunung Dempo diimbau untuk selalu mengikuti arahan dari otoritas terkait dan melaporkan jika ada fenomena alam yang tidak biasa.
Ketenangan dan kerja sama antara semua pihak menjadi kunci untuk menghadapi potensi ancaman vulkanik dengan aman.