"Kami sangat khawatir karena DBD ini bisa menyerang siapa saja, terutama anak-anak. Saya berharap ada langkah yang lebih tegas dari pemerintah untuk memberantas sarang nyamuk dan memberikan edukasi lebih intensif kepada masyarakat," ujar Nita, salah seorang warga Palembang, Kamis (21/11).
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG 19 November 2024 : Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar di Indonesia !
BACA JUGA:Deklarasi Pilkada Damai 2024 : Pj Gubernur Ajak Masyarakat Jaga Kondusifitas Daerah !
Harapan serupa juga datang dari beberapa warga di kabupaten yang terdampak, seperti Musi Banyuasin dan Banyuasin.
"Kami berharap ada peran aktif dari pemerintah untuk melakukan fogging secara rutin dan melakukan penyuluhan agar warga lebih peduli dengan kebersihan lingkungan," kata Yanto, seorang warga Banyuasin.
Selain itu, warga juga menginginkan adanya fasilitas kesehatan yang memadai dan akses cepat terhadap pengobatan.
"Penyakit DBD bisa sangat berbahaya jika tidak segera ditangani. Kami berharap puskesmas atau rumah sakit memiliki persediaan obat yang cukup dan petugas medis yang siap siaga," tambah Evi, ibu rumah tangga di Muba.
BACA JUGA:Warga Berharap Solusi Nyata : Diguyur Hujan Lebat, Palembang Terendam !
BACA JUGA:Sepekan : Putusan MK Soal Pilkada hingga Pengguna Judi Online di 2024 !
Terpisah, Pemerhati lingkungan, Drs. Taufik Anwar mengatakan, fenomena melonjaknya kasus DBD di Sumsel mencerminkan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat serta memperkuat upaya pencegahan di tingkat akar rumput.
"Tingginya jumlah kasus DBD di Sumsel, khususnya di Palembang, Musi Banyuasin, dan Banyuasin, mengindikasikan bahwa upaya pemberantasan sarang nyamuk belum maksimal. Masalah ini memang kompleks, karena tidak hanya bergantung pada tindakan pemerintah, tetapi juga peran serta aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan," ujar Taufik Anwar.
Taufik menjelaskan bahwa penyebaran penyakit DBD sangat terkait dengan lingkungan yang memungkinkan nyamuk Aedes aegypti berkembang biak, seperti genangan air di tempat-tempat sampah, selokan, dan wadah-wadah yang tidak tertutup.
Ia menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan kepada masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat serta pengelolaan lingkungan yang ramah lingkungan.
"Sinergi antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah harus lebih agresif dalam melakukan penyuluhan, sementara masyarakat harus lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar. Mengurangi potensi berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti bisa dimulai dari hal sederhana seperti menutup tempat penampungan air, membuang sampah pada tempatnya, dan mengadakan gotong royong membersihkan lingkungan," jelasnya.
Pemerhati lingkungan ini juga mengingatkan bahwa selain langkah preventif, pemerintah perlu memperkuat upaya pengendalian DBD dengan menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai, terutama di daerah-daerah yang paling terdampak.
Menurutnya, kolaborasi antara sektor kesehatan dan sektor lingkungan akan sangat efektif dalam memerangi DBD.