Masuknya sektor swasta dalam investasi jalan tol dimulai pada tahun 1987, dengan penandatanganan kuasa pengusahaan jalan tol antara pemerintah dan PT Jasa Marga.
Langkah ini menandai awal dari pengelolaan jalan tol berbasis kemitraan, yang kemudian menjadi model pengelolaan jalan tol di seluruh Indonesia.
Keberhasilan Tol Jagorawi menjadi inspirasi untuk pembangunan jaringan jalan tol lainnya di Indonesia.
Dengan panjang awal 59 kilometer, jalan tol ini kini menjadi bagian dari jaringan jalan nasional yang telah mencapai lebih dari 2.800 kilometer dan terus bertambah.
Keberhasilan ini tidak hanya terletak pada kemampuan tol untuk mengurangi kemacetan, tetapi juga pada dampak jangka panjangnya terhadap perekonomian Indonesia.
Jalan tol memungkinkan pergerakan barang dan jasa menjadi lebih efisien, mendukung pertumbuhan industri, dan mempercepat mobilitas masyarakat.
Proyek Tol Jagorawi memberikan beberapa pelajaran penting yang relevan hingga saat ini:
1. Kerja Sama Internasional
Dukungan finansial dan teknis dari mitra internasional seperti USAID dapat mempercepat pembangunan infrastruktur strategis.
2. Standar Kualitas Tinggi
Pengawasan ketat terhadap kualitas konstruksi menghasilkan infrastruktur yang tahan lama dan andal.
3. Efisiensi Transportasi
Pembangunan infrastruktur yang direncanakan dengan baik dapat mengurangi kemacetan, meningkatkan produktivitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
4. Partisipasi Swasta
Kemitraan dengan sektor swasta membuka peluang investasi baru dan memastikan keberlanjutan pengelolaan infrastruktur.
Tol Jagorawi tidak hanya menjadi jalur penghubung antara Jakarta, Bogor, dan Ciawi, tetapi juga menjadi simbol modernisasi infrastruktur Indonesia.