Jarum yang menusuk lapisan kulit secara tidak merata bisa menimbulkan luka-luka kecil yang, alih-alih memperbaiki kondisi kulit, justru mengakibatkan masalah baru.
“Jika teknik ini tidak dilakukan sesuai prosedur, bisa saja menyebabkan perdarahan yang berlebih atau bahkan infeksi pada area yang ditusuk jarum,” jelas dr. Marsha.
Dr. Marsha menambahkan bahwa dalam penggunaan alat-alat berbasis jarum, sterilisasi adalah prinsip utama yang tidak boleh diabaikan.
Dalam lingkungan klinik yang steril, risiko infeksi dapat diminimalisir.
Namun, ketika dilakukan di rumah tanpa jaminan sterilitas, risiko infeksi sangat mungkin terjadi.
“Meskipun jarumnya kecil dan halus, tetap ada luka di kulit, sehingga prinsip sterilitas sangat penting,” kata dr. Marsha.
Pengabaian terhadap sterilitas dapat mengakibatkan infeksi bakteri pada kulit yang meradang setelah perawatan microneedling.
Infeksi ini bisa memunculkan berbagai masalah, seperti kemerahan, bengkak, nanah, dan bahkan infeksi serius jika dibiarkan tanpa penanganan.
Menurut dr. Marsha, lingkungan klinik memiliki standar sterilisasi yang ketat, sehingga lebih aman daripada perawatan mandiri di rumah.
“Di klinik, para profesional telah memahami prosedur sterilisasi yang tepat dan menggunakan alat yang telah disterilkan. Ini sangat penting untuk menghindari infeksi atau komplikasi lain yang bisa terjadi akibat penggunaan alat microneedle yang tidak steril,” jelasnya.
Sebagai alternatif bagi mereka yang ingin memperbaiki tekstur kulit, dr. Marsha merekomendasikan penggunaan produk perawatan kulit dengan bahan aktif tertentu yang bisa digunakan di rumah.
Bahan seperti retinol, asam alfa hidroksi (AHA), dan beta hidroksi (BHA) adalah pilihan yang lebih aman untuk membantu regenerasi kulit dan mengatasi masalah seperti garis halus atau bekas jerawat tanpa memerlukan perawatan invasif.
Retinol, misalnya, adalah bentuk turunan dari vitamin A yang terkenal efektif dalam meningkatkan produksi kolagen dan memperbaiki tekstur kulit.
Sementara AHA dan BHA adalah asam yang berfungsi sebagai eksfolian kimia yang lembut, membantu mengangkat sel-sel kulit mati dan merangsang produksi kolagen.
Penggunaan produk-produk ini dinilai lebih aman karena tidak melibatkan penetrasi fisik ke lapisan kulit yang dalam seperti halnya microneedling.
Namun, pengguna juga harus berhati-hati dalam penggunaan bahan aktif ini, terutama jika memiliki jenis kulit sensitif atau memiliki riwayat alergi terhadap bahan tertentu.