Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko kesulitan pada saat melahirkan.
BACA JUGA:Tumbuhkan Semangat Juang dan Cinta Tanah Air
BACA JUGA:Pj Bupati OKI Ajak Masyakarat Perkuat Persatuan dengan Meneladani Nilai-Nilai Kepahlawanan
“Misalkan sapi Bali disuntik dengan bibit jenis Limosin, yang memiliki ukuran tubuh yang besar, tentu akan sulit pada saat melahirkan dan dapat berisiko bagi indukannya,” ungkap Iswan Hadi.
Oleh karena itu, pemilihan bibit menjadi salah satu aspek penting dalam program ini.
Lebih lanjut Iswan Hadi menuturkan, tahun 2024 ini Dinas Pertanian Kota Prabumulih telah mengalokasikan 300 dosis bibit untuk inseminasi.
Hingga Oktober 2024, lebih dari 200 ekor sapi telah berhasil dikawinkan dengan metode ini.
BACA JUGA:Peringatan Hari Pahlawan di Ogan Ilir, Sekda Ajak Masyarakat Teladani Pahlawan dan Cintai Negri
BACA JUGA:Pj Bupati OKI Ajak Masyakarat Perkuat Persatuan dengan Meneladani Nilai-Nilai Kepahlawanan
“Kami mengalokasikan 300 dosis, hingga saat ini sudah lebih dari 200 ekor yang kami IB,” kata Iswan Hadi.
Keberhasilan program ini juga dapat dilihat dari tingkat keberhasilan inseminasi yang mencapai 80 persen.
“Biasanya persentasenya itu 80-90 persen, karena ukuran juga bagi petugasnya, karena meminta saja kan ada pertanggungjawaban,” ujarnya.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa teknik yang diterapkan sangat efektif dalam meningkatkan reproduksi hewan ternak.
BACA JUGA:Mobil Pal TV Alami Kecelakan di Tol Indralaya-Prabumulih, Begini Kondisi Korban
BACA JUGA:BPBD Muara Enim Atasi Longsor di Desa Seri Tanjung : Arus Lalu Lintas Kembali Normal !
Masih kata Iswan Hadi, setelah proses IB, sapi-sapi yang telah disuntik akan terus dipantau hingga masa kelahirannya.