Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dikelola oleh Bulog juga tercatat naik sebesar Rp50 atau 0,40 persen menjadi Rp12.600 per kg.
Kenaikan harga beras ini berpotensi berdampak pada pengeluaran rumah tangga, terutama di kalangan masyarakat berpendapatan menengah ke bawah yang mengandalkan beras sebagai kebutuhan pokok.
Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan kenaikan ini adalah tingginya biaya distribusi serta fluktuasi pasokan beras di tingkat produsen.
BACA JUGA:Harga Pangan 2 November 2024 : Bawang Putih Sentuh Angka Rp40.350 per Kilogram !
BACA JUGA:Harga Pangan 1 November 2024 : Kenaikan Bawang Merah Menjadi Rp32.240 per Kilogram !
Selain beras, harga bawang merah juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp1.150 atau 3,32 persen menjadi Rp35.790 per kg.
Kenaikan ini kemungkinan besar disebabkan oleh tingginya permintaan, sementara pasokan dari daerah penghasil utama mungkin belum sepenuhnya stabil.
Di sisi lain, bawang putih bonggol juga menunjukkan kenaikan harga. Bawang putih mengalami kenaikan sebesar Rp520 atau 1,29 persen menjadi Rp40.790 per kg.
Bawang putih, seperti bawang merah, merupakan komoditas penting dalam dapur masyarakat Indonesia.
Perubahan harga ini dapat memengaruhi harga pangan secara keseluruhan, terutama pada usaha kuliner dan rumah tangga.
Di sektor cabai, harga menunjukkan pola fluktuasi yang cukup kontras.
Harga cabai merah keriting justru mengalami penurunan sebesar Rp610 atau 2,16 persen menjadi Rp27.610 per kg.
Sebaliknya, harga cabai rawit merah naik sebesar Rp970 atau 2,45 persen menjadi Rp40.560 per kg.
Perbedaan harga antara cabai merah keriting dan cabai rawit merah ini dapat dipengaruhi oleh faktor cuaca, musim tanam, serta distribusi yang berbeda.
Penurunan harga cabai merah keriting mungkin memberikan sedikit kelonggaran bagi konsumen, mengingat komoditas ini sering kali menjadi bahan pokok dalam masakan Indonesia.
Namun, kenaikan pada cabai rawit merah masih perlu diwaspadai oleh konsumen yang gemar memasak dengan bumbu pedas.