Tidak jarang, konten yang tidak melanggar panduan justru terkena penangguhan karena adanya kesalahan interpretasi oleh mesin.
“Mesin memiliki keterbatasan dalam memahami nuansa bahasa atau gestur yang sebetulnya tidak melanggar kebijakan. Misalnya, dalam beberapa kasus, suara atau visual tertentu bisa saja disalahartikan sebagai sesuatu yang melanggar, padahal tidak demikian,” tambah Anggini.
TikTok terus berupaya untuk meningkatkan akurasi sistem AI dengan melibatkan para ahli di bidang teknologi dan etika.
Dengan demikian, mereka dapat mengurangi kesalahan dan memastikan bahwa konten yang tidak melanggar dapat tetap diakses oleh pengguna.
Meskipun begitu, pihak TikTok tetap mengingatkan pengguna untuk mengacu pada panduan komunitas dalam membuat konten agar menghindari penangguhan.
TikTok menyadari bahwa pengguna memiliki peran penting dalam memastikan bahwa platform tetap aman.
Karena itu, TikTok juga memberikan edukasi kepada pengguna mengenai konten yang sesuai dengan panduan komunitas.
Dalam kebijakan penggunaan, TikTok telah memberikan panduan yang jelas tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang di platform.
Selain itu, TikTok juga menyediakan berbagai fitur yang dapat membantu pengguna dalam mengelola konten mereka sendiri.
Salah satunya adalah fitur privasi dan keamanan yang memungkinkan pengguna mengatur siapa yang dapat melihat konten mereka.
Fitur ini membantu pengguna menjaga privasi dan mencegah potensi pelanggaran oleh pihak ketiga.
Anggini berharap bahwa dengan adanya penjelasan ini, pengguna TikTok tidak hanya mengerti alasan di balik penangguhan konten, tetapi juga memiliki pemahaman lebih baik tentang pentingnya keamanan dan kenyamanan dalam bermedia sosial.
“Kami berharap pengguna dapat memanfaatkan platform ini dengan bijak dan memahami bahwa aturan ini diterapkan demi kebaikan bersama,” ujarnya.
Sebagian besar pengguna menyambut positif kebijakan moderasi yang diterapkan oleh TikTok.
Pengguna merasa bahwa platform ini lebih aman dan nyaman digunakan.
Meski demikian, tidak sedikit pula pengguna yang masih merasa kebingungan saat konten mereka ditangguhkan tanpa alasan yang jelas.