KORANPALPOS.COM - Sumatera Selatan, provinsi yang sering disebut sebagai miniatur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebutan tersebut bukan tanpa alasa, karena memadukan berbagai suku, adat istiadat, dan bahasa yang berbeda di antara 17 kabupaten dan kota di dalamnya.
Keberagaman ini terlihat tidak hanya di antara kota-kota besar, tetapi bahkan antar kampung atau desa yang memiliki suku, budaya, serta bahasa yang berbeda.
BACA JUGA:Asal Usul dan Sejarah Rumah Panggung di Sumatera Selatan : Warisan Budaya dan Simbol Kehidupan !
BACA JUGA:Perbandingan Prabumulih dan Lubuklinggau : Kota Migas vs Kota Perdagangan di Sumatera Selatan !
Inilah yang menjadikan Sumatera Selatan sebagai daerah yang kaya akan warisan budaya dan sejarah, sekaligus cerminan dari Indonesia yang majemuk.
Dirangkum dari berbagai sumber, masyarakat di Sumatera Selatan memiliki nenek moyang yang berasal dari berbagai daerah dan bukan hanya dari Palembang.
Suku Uluan, yang merupakan penduduk asli Sumatera Selatan pernah membuat pemerintah kolonial Belanda terkejut dengan struktur masyarakatnya yang unik.
BACA JUGA:Asal Usul Nama Lahat : Dari Liang Kubur ke Bumi Seganti Setungguan !
BACA JUGA:Asal usul dan Legenda Bukit Telunjuk Kabupaten Lahat : Kisah Ibu dan Anak yang Menjadi Gunung !
Bahkan, untuk mendokumentasikan keberadaan masyarakat ini, pemerintah Belanda meminta agar masyarakat Uluan mencatat sejarah mereka sendiri.
Akhirnya, pada tahun 1927, sebuah buku berjudul De Palembangshhe Marga diterbitkan, yang berisi sejarah masyarakat Uluan.
Masyarakat Uluan adalah penduduk asli yang mendiami wilayah Sumatera Selatan sebelum adanya Palembang sebagai pusat kekuasaan dan perdagangan.
BACA JUGA:Asal Usul dan Sejarah Bengkulu : Kisah Putri Gading Cempaka dan Perjuangan Melawan Penjajah !
BACA JUGA:Asal Usul dan Legenda Bukit Sulap Lubuklinggau : Cerita Mistis di Balik Bukit yang Menghilang !