Nama ini tidak ada kaitannya dengan Kesultanan Palembang atau budaya Jawa.
Melainkan, nama tersebut diambil dari Tanah Uleh Mehabung dan Pehabung Uleh yang merupakan nama yang diberikan oleh empat Puyang yang mendirikan wilayah tersebut.
Meskipun sejarah Kota Prabumulih tidak langsung terkait dengan Kesultanan Palembang, ada beberapa pengaruh yang terlihat dalam budaya dan bahasa.
Kesultanan Palembang, sebagai salah satu kerajaan yang kuat di Sumatra, memiliki pengaruh besar dalam perkembangan budaya Melayu di sekitarnya, termasuk di wilayah Prabumulih.
Bahasa Kraton Palembang dan budaya Melayu Palembang memiliki kesamaan dengan bahasa Jawa.
Pengaruh ini terlihat dalam beberapa aspek kehidupan sehari-hari masyarakat Prabumulih, terutama dalam tradisi lisan, kesenian, dan kebudayaan.
Budaya di Kota Prabumulih merupakan perpaduan antara budaya asli suku-suku yang ada dan pengaruh dari budaya Melayu serta Jawa.
Masyarakat di Prabumulih masih melestarikan berbagai tradisi yang diwariskan dari nenek moyang mereka.
Salah satunya adalah tradisi gotong royong dalam kegiatan masyarakat, yang menjadi salah satu ciri khas budaya Indonesia.
Masyarakat Prabumulih juga dikenal dengan keragaman kuliner.
Makanan khas daerah ini sering kali mengandung rempah-rempah yang kaya, mencerminkan pengaruh budaya Melayu yang kental.
Kota Prabumulih terus berkembang, baik dari segi ekonomi maupun infrastruktur.
Kota ini dikenal sebagai kota penghasil energi, terutama melalui sektor pertambangan dan energi.
Dengan adanya sumber daya alam yang melimpah, Prabumulih berusaha untuk mengembangkan perekonomiannya agar dapat bersaing dengan kota-kota lain di Sumatra Selatan.
Selain itu, Pemerintah Kota Prabumulih aktif dalam program-program pembangunan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Ini termasuk pengembangan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.