Sering kali, orang-orang baik di dalam maupun di luar Prabumulih mengklaim bahwa nama Prabumulih berasal dari bahasa Jawa yang berarti raja pulang atau terkait dengan seorang raja Jawa yang ingin kembali ke Jawa.
Namun, semua pernyataan ini adalah salah.
Sejarah Kota Prabumulih bermula sebelum kedatangan penjajah Belanda.
BACA JUGA:Asal Usul dan Sejarah Tanjung Enim : Kota Kecil dengan Sejarah Pertambangan Batu Bara yang Panjang !
Di daerah tepi Sungai Kelekar, terdapat seorang pemimpin daerah yang ingin merantau atau membuka kawasan baru.
Kegiatan ini dilakukan oleh empat saudara yang dikenal sebagai Puyang: Minggun, Dayan, Resek, dan Jamik.
Mereka menjelajahi kawasan hutan belantara menuju sebuah tempat yang dikenal sebagai Bulu Mike.
Puyang Dayan melakukan ritual sedekah rimba dengan harapan mendapatkan tanda-tanda untuk menetapkan lokasi dusun baru.
Dalam proses tersebut, mereka melakukan penggalian tanah di dekat Bulu Mike dan memasukkan tanah tersebut ke dalam Kulak Kayu sebagai sarana bertenung.
Setelah menyelesaikan ritual tersebut, mereka pulang ke dusun Lubuk Berenai.
Setelah tiga hari, mereka kembali untuk memeriksa Kulak Kayu dan menemukan keajaiban: tanah di dalam kulak meningkat tanpa berkurang.
Keajaiban ini diyakini sebagai tanda bahwa tempat tersebut layak untuk dijadikan dusun.
Dengan persetujuan bersama, mereka membangun balai-balai dan rumah menghadap ke balai, serta menetapkan nama daerah tersebut sebagai Tanah Uleh Mehabung, yang kemudian berubah menjadi Pehabung Uleh.
Ketika Belanda datang, mereka memiliki kebiasaan untuk mengganti nama daerah agar lebih mudah diucapkan oleh mereka.
Masyarakat asli dipaksa untuk menggunakan nama yang baru, yang kemudian dikenal sebagai Prabumulih.