Asal Usul Sungai Musi di Palembang : Darimana Asal Airnya ?

Senin 21 Oct 2024 - 11:20 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Robiansyah

Hal ini menunjukkan bahwa sungai ini sejak dahulu kala sudah menjadi jalur transportasi dan perdagangan yang strategis, menarik pedagang dari berbagai penjuru, termasuk Cina dan India, yang berperan dalam memperkaya kebudayaan lokal.

Pada masa Kerajaan Sriwijaya, sekitar abad ke-7 hingga abad ke-13, Sungai Musi memegang peran yang sangat penting sebagai jalur transportasi utama.

Sungai ini berfungsi sebagai sarana penghubung antara pedalaman Sumatera dengan pusat-pusat perdagangan di pesisir, termasuk Palembang yang menjadi ibu kota kerajaan maritim tersebut.

BACA JUGA:Asal Usul dan Sejarah Tanjung Sakti Sumatera Selatan : Batu Tiang Enam dan Legenda Nik Tuan Junjungan Sakti !

BACA JUGA:Asal Usul Pangkalan Balai Ibukota Kabupaten Banyuasin : Siapa Sosok Tuan Bang Sali dan Thalib Wali ?

Sriwijaya, sebagai kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara pada masanya, menjadikan Sungai Musi sebagai jalur vital untuk perdagangan rempah-rempah, emas, dan komoditas lainnya.

Selain sebagai jalur perdagangan, Sungai Musi juga menjadi pintu masuk bagi kapal-kapal asing yang datang melalui Selat Bangka.

Kapal-kapal dagang dari India, Cina, dan Timur Tengah melewati Sungai Upang, sebelum akhirnya berlabuh di Palembang untuk melakukan bongkar muat barang.

Kontak antara para pedagang asing dan penduduk lokal inilah yang kemudian membentuk komunitas-komunitas yang menetap di sepanjang aliran Sungai Musi, menjadikannya sebagai pusat kebudayaan dan perdagangan yang ramai.

Para pedagang Cina dan India tidak hanya membawa barang dagangan, tetapi juga menyebarkan pengaruh budaya dan agama mereka.

Ajaran Hindu dan Buddha yang dibawa oleh pedagang India, misalnya, turut memperkaya kebudayaan lokal di sekitar Sungai Musi.

Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya situs-situs keagamaan Hindu-Buddha di sepanjang aliran sungai ini.

Salah satu situs penting yang ditemukan adalah Situs Karang Anyar, yang diyakini sebagai bekas Keraton Sriwijaya.

Di situs ini, ditemukan sisa-sisa pemukiman yang dikelilingi oleh saluran-saluran air yang terhubung langsung dengan Sungai Musi.

Sungai Musi tidak hanya memainkan peran historis sebagai jalur perdagangan, tetapi juga menjadi pusat kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat Sumatera Selatan hingga saat ini.

Di masa lalu, sungai ini digunakan untuk mengangkut berbagai hasil bumi, seperti lada, rempah-rempah, karet, dan timah, dari pedalaman Sumatera menuju pelabuhan-pelabuhan internasional.

Kategori :