Asal Usul Talang Keramat di Kabupaten Banyuasin : Legenda Makam Keramat Panjang dan Buaya Berwujud Manusia !

Kamis 17 Oct 2024 - 12:26 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Robiansyah

Keduanya terus berdoa dan berharap agar Sang Pencipta memberikan mereka karunia seorang anak, meskipun harus menerima apapun bentuknya.

Pada suatu hari, saat mereka berada di sebuah sungai, sang istri melihat seekor buaya yang berjemur di tepi sungai.

Dengan penuh harap, ia berucap, “Andai saja, Sang Pencipta mempercayakanku dan memberikanku karunia seorang anak, seperti buaya ini pun jadilah!.”

BACA JUGA: Asal Usul Nama Kota Muaradua : Kisah Pertemuan Sungai Selabung dan Saka di OKU Selatan !

BACA JUGA:Asal Usul Kota Martapura OKU Timur : Kota Kecil dengan Kisah Besar di Sumatera Selatan !

Permintaan yang dilontarkan sang istri ternyata didengar oleh Sang Pencipta. Tak lama setelahnya, sang istri pun hamil.

Namun, ketika saat melahirkan tiba, alangkah terkejutnya sang suami dan istri saat melihat bahwa bayi yang mereka lahirkan bukanlah manusia, melainkan seekor buaya kecil.

Pasangan suami istri tersebut, meskipun awalnya kaget dan tak percaya, tetap menerima kenyataan bahwa anak mereka adalah seekor buaya.

Kehidupan manusia memang telah diatur oleh Sang Pencipta, dan mereka pasrah serta tawakal menerima apapun yang diberikan.

Layaknya orang tua kepada anaknya, mereka merawat anak buaya tersebut dengan penuh kasih sayang.

Setiap hari, sang buaya dimandikan di sungai, diberi makan, dan diajak bermain oleh orang tuanya.

Seiring berjalannya waktu, buaya tersebut tumbuh menjadi besar dan kuat. Ia sering terlihat berjemur di pinggiran sungai bersama buaya-buaya lainnya.

Namun, berbeda dari buaya biasa, anak buaya pasangan ini memiliki kekuatan luar biasa dan selalu menjadi yang terkuat di antara buaya-buaya lain di sungai tersebut.

Sungai tempat mereka tinggal kemudian dikenal dengan nama Sungai Kenten, yang konon berasal dari keributan antar buaya di sana yang selalu dimenangkan oleh buaya tersebut.

Daerah tempat tinggal suami istri dan anak buaya itu kemudian dikenal dengan nama Talang Keramat.

Nama ini muncul karena masyarakat setempat percaya bahwa buaya tersebut bukanlah buaya biasa, melainkan buaya yang dianggap keramat.

Kategori :