Di beberapa negara, bunga ceguk juga digunakan sebagai pengusir nyamuk alami.
Daun ceguk yang diremas-remas dapat dioleskan ke kulit untuk mencegah gigitan serangga.
Tidak hanya itu, ceguk juga memiliki potensi sebagai bahan pakan ternak, terutama untuk kambing dan domba.
Kandungan nutrisi yang ada pada tanaman ini bisa menjadi sumber makanan alternatif yang murah dan mudah didapat, terutama di daerah pedesaan.
Meskipun bunga ceguk memiliki berbagai manfaat, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam pemanfaatannya secara luas.
Di Indonesia, tanaman ini sering kali diabaikan karena dianggap sebagai gulma yang mengganggu tanaman pertanian.
Akibatnya, tidak banyak penelitian yang dilakukan untuk menggali lebih dalam manfaatnya.
Namun, dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap obat-obatan herbal dan produk alami, bunga ceguk memiliki peluang besar untuk dikembangkan lebih lanjut.
Penelitian lebih lanjut tentang kandungan kimia dan manfaat kesehatan dari tanaman ini dapat membuka jalan bagi pengembangan produk-produk kesehatan berbasis ceguk.
Selain itu, edukasi kepada petani mengenai manfaat ceguk sebagai tanaman yang bernilai ekonomi dapat membantu meningkatkan pemanfaatan tanaman ini di sektor pertanian.
Bunga ceguk mungkin bukan tanaman yang paling terkenal atau dihargai di Indonesia, tetapi potensinya tidak bisa diabaikan begitu saja.
Dari segi estetika, ceguk memiliki keindahan yang alami dan bisa menjadi tanaman hias yang menarik.
Dari segi kesehatan, ceguk telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional dan memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh, terutama sebagai antioksidan, anti-inflamasi, dan antimikroba.
Meskipun masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengenalkan manfaat ceguk secara luas, kehadiran tanaman ini di alam liar adalah harta tersembunyi yang menunggu untuk ditemukan.
Dengan penelitian lebih lanjut dan pemanfaatan yang tepat, bunga ceguk bisa menjadi salah satu tanaman unggulan Indonesia dalam sektor kesehatan, pertanian, dan lingkungan.*