Selain itu, apam beras juga menjadi makanan yang selalu hadir saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Di beberapa daerah, apam beras bahkan dianggap sebagai simbol kehadiran yang istimewa pada saat perayaan keagamaan ini.
Masyarakat membuat apam dalam jumlah besar dan dibagikan kepada keluarga, kerabat, dan tetangga sebagai bentuk kebersamaan dan saling berbagi.
Di era modern seperti sekarang, di mana banyak makanan cepat saji dan camilan modern semakin populer, apam beras tetap bertahan dan memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia.
Banyak usaha kuliner tradisional yang menjadikan apam beras sebagai menu andalan mereka.
Bahkan, beberapa restoran modern mengangkat kue tradisional ini dengan tampilan dan variasi yang lebih kekinian.
Seiring berkembangnya teknologi, apam beras juga mulai dipasarkan secara online.
Banyak usaha rumahan yang menjual apam beras melalui media sosial dan platform e-commerce.
Hal ini memungkinkan kue tradisional ini tetap dikenal oleh generasi muda dan menjadi salah satu camilan yang digemari oleh berbagai kalangan.
Di samping nilai budaya dan tradisinya yang kental, apam beras juga memiliki potensi ekonomi yang besar.
Kue ini dapat menjadi peluang bisnis kuliner yang menjanjikan, terutama jika dikemas dan dipromosikan dengan cara yang menarik.
Apam beras dapat dijual dalam bentuk kemasan praktis atau bahkan diolah menjadi varian baru yang lebih menarik bagi konsumen muda.
Beberapa pengusaha kuliner juga mulai memodifikasi rasa apam beras dengan menambahkan bahan-bahan seperti cokelat, keju, atau durian untuk menarik minat pasar yang lebih luas.
Inovasi-inovasi semacam ini tidak hanya membuat apam beras tetap relevan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi pengusaha lokal untuk memperkenalkan kue tradisional ini ke pasar yang lebih luas, bahkan hingga mancanegara.
Apam beras adalah salah satu kekayaan kuliner Indonesia yang sarat akan makna dan nilai budaya.
Meski sederhana, kue ini mampu bertahan di tengah persaingan dengan makanan-makanan modern.