Apam Beras : Kue Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Gempuran Makanan Modern

Jumat 11 Oct 2024 - 13:23 WIB
Reporter : Yuli
Editor : Dahlia

Adonan tepung beras yang sudah dicampur dengan ragi dan air harus didiamkan terlebih dahulu untuk fermentasi.

BACA JUGA:Malbi Daging Sapi : Hidangan Lezat yang Menggugah Selera

BACA JUGA:Ikan Teri: Si Kecil yang Penuh Nutrisi dan Rasa

Proses ini akan membuat adonan mengembang dan memberikan tekstur kenyal pada apam.

Setelah proses fermentasi selesai, adonan kemudian dimasak dengan cara dikukus.

Kue apam yang sudah matang memiliki bentuk yang bulat dan sedikit mengembang.

Biasanya, apam beras disajikan dengan tambahan kuah santan yang manis, sehingga menambah cita rasa lezatnya.

Meskipun bahan dasar dan cara pembuatan apam beras hampir sama di berbagai daerah, terdapat beberapa variasi yang berkembang sesuai dengan selera lokal.

Misalnya, di Sumatra Barat, apam beras dikenal dengan nama "serabi" dan disajikan dengan kuah kinca yang terbuat dari gula merah dan santan.

Sementara di Kalimantan, ada apam beras yang disajikan dengan tambahan kelapa parut sebagai pelengkap.

Di Sulawesi Selatan, apam beras bahkan menjadi bagian dari tradisi budaya suku Bugis-Makassar.

Di sana, apam disajikan pada acara-acara adat, seperti pernikahan, sunatan, hingga upacara syukuran.

Biasanya, apam beras Bugis memiliki warna yang lebih cerah dengan tambahan pewarna alami dari daun pandan atau bunga telang.

Apam beras tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki nilai budaya yang tinggi.

Di berbagai daerah di Indonesia, apam beras sering disajikan pada acara-acara adat sebagai simbol dari rasa syukur dan kebersamaan.

Dalam beberapa tradisi, kue ini disusun dalam bentuk tumpeng dan dibagikan kepada para tamu sebagai bentuk berkah.

Kategori :