BACA JUGA:Begini Kiat Membatasi Diri dalam Mengikuti Tren Hiburan
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Siapkan 5.953 Formasi PPPK/2024 : Ini Harapan Peserta Tes !
Secara keseluruhan jumlah hotspot di Sumsel sepanjang Januari-September mencapai 3.684 titik.
Meningkatnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumsel sepanjang Januari hingga September 2024 telah menimbulkan keprihatinan di kalangan warga.
Dengan total luas karhutla mencapai 9.697 hektare, warga mengungkapkan kekhawatiran akan dampak lingkungan dan kesehatan.
Edi, warga Sekayu Musi Banyuasin (Muba) menyatakan, "Kebakaran hutan ini sangat mengganggu kualitas udara. Kami khawatir kesehatan anak-anak dan keluarga kami terpengaruh oleh asap yang ditimbulkan.Selain itu, para petani juga merasakan dampak langsung. Yanti, seorang petani di Kabupaten Muara Enim mengungkapkan, musim kemarau yang berkepanjangan dan kebakaran membuat lahan pertanian kami terancam. Saya berharap pemerintah bisa mengambil langkah tegas untuk mencegah karhutla," pintanya, Kamis (10/10).
BACA JUGA:Catat ! Penyalahgunaan Profesi Jurnalis Bisa Dilaporkan ke Dewan Pers
BACA JUGA:Begini Kiat Membatasi Diri dalam Mengikuti Tren Hiburan
Di sisi lain, warga juga berharap agar pemerintah lebih proaktif dalam penanganan karhutla, termasuk peningkatan patroli di daerah rawan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya pembakaran lahan.
"Kami ingin ada solusi jangka panjang, seperti reboisasi dan pengembangan lahan pertanian yang ramah lingkungan," ungkap Rudi, salah seorang mahasiswa PTN dari Palembang.
Dikatakannya, untuk mencegah Karhutla agar tidak meluas dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dapat mengurangi risiko karhutla di masa depan.
"Mari bersama-sama menjaga hutan kita agar generasi mendatang bisa menikmati alam yang sehat," imbuhnya.
Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatra Selatan (Sumsel) mengatasi 47 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah itu selama musim kemarau tahun ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD OKU Selatan Uliyati Liska di Muaradua, Rabu, mengatakan bahwa selama musim kemarau pada periode Juni-September 2024, tercatat sebanyak 47 peristiwa karhutla.
Dia menjelaskan kebakaran hutan dan lahan itu terjadi di 10 kecamatan di OKU Selatan yang memang dipetakan sebagai daerah rawan karhutla saat musim kemarau.
Ke-10 kecamatan tersebut meliputi Buay Runjung, Tiga Dihaji, Mekakau Ilir, Buay Pemaca, Simpang, Muaradua, Runjung Agung, Buay Sandang Aji, BPRRT, dan Kecamatan Banding Agung.